
JAKARTA
- Perilaku hidup hedonis tak melulu terjadi di lingkungan para pejabat
tapi sudah merambah ke semua lini masyarakat. Mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga Kabinet Persatuan Indonesia Mahadi Sinambela mempunyai
pengalaman tentang perilaku hedonis yang berkembang pada masyarakat
Indonesia.
Ketika itu, Mahadi diundang oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono untuk hadir ke Istana Negara. Tiba-tiba saat mau masuk
ke Istana, dirinya tak diperbolehkan masuk melalui pintu utama oleh
Polisi Militer yang bertugas lantaran memakai mobil Kijang. Mahadi pun
disuruh masuk melalui pintu belakang alias pintu kantor Kementerian
Sekretariat Negara.
Namun, kata dia, tak lama kemudian Mahadi pun
dikejar kembali oleh PM karena baru mengetahui kalau dirinya merupakan
tamu presiden SBY.
"Sikap hedonis itu tak hanya di kalangan
pejabat, tapi di kalangan petugas keamanan juga terjadi. Buktinya, tamu
presiden kalau hanya memakai Kijang seperti saya tidak boleh masuk pintu
utama. Kalau tamu yang memakai mobil mewah seperti Bentley, Alphard,
dan lain-lain boleh melenggang masuk Istana Negara," ujar Mahadi saat
diskusi di Gedung DPD dengan tema Betulkah Pejabat Negara Itu
Hedonistis, Jakarta, Jumat (18/11/2011).
Menurut dia, sikap
hedonis itu terbentuk oleh lingkungan. Dia juga heran, dengan sikap para
Satuan Pengaman (Satpam) yang sudah bersikap hedonis. Sebab perubahan
sikap itu seakan-akan mengalami lompatan budaya yang cukup jauh.
"Menjadi
pejabat itu sedikit beda. Misalnya kalau masuk ke Gedung DPR saja,
butut sedikit saja, Satpamnya marah-marah. Parkir tempat anggota pun
diragukan. Ada culture jumping. Ada lompatan kultural, yang semula masih
pakai sandal jepit tiba-tiba harus pakai yang lain," kata dia.
Perubahan
sikap hedonis itu tak lepas dari akibat perubahan sistem
kepemerintahan. Di mana, pola itu juga mengakibatkan pada perubahan
lingkungan menjadi serba bebas, sebagaimana saat ini terjadi.
"Dari
hasil reformasi yang semula hidup kita diatur oleh Orde Baru, ke arah
reformasi yang bebas. Sekarang kan budaya kita agak liberal. Tapi
realitasnya kita liberal. Perekonomian, sikap mental. Hampir semua
terbuka. Apakah memang harus dilarang juga orang kaya pertontonkan
kekayaannya," katanya. [Sumber]