Rumah Mbah Maridjan sudah dipenuhi abu vulkanik. Awan panas atau
biasa disebut wedhus gembel, yang keluar sekitar pukul 17.00 WIB,
Selasa (26/10/2010), membuat rumah sang juru kunci Gunung Merapi itu
rusak parah.
Di depan rumah Mbah Maridjan terparkir sebuah mobil. Rumah tetangga Mbah Maridjan juga hancur dan diselimuti abu vulkanik. Pepohonan pun kering, tak berdaun.
Mbah Maridjan ditemukan tewas di dapur rumahnya dalam posisi sujud pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuh sang juru kunci Gunung Merapi itu luka bakar akibat awan panas.
Jenazah Mbah Maridjan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sarjito Yogyakarta.
Lokasi kediaman Mbah Maridjan terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Rumah pria berumur 80-an tahun bergelar Mas Panewu Suraksohargo itu hanya lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi.
Kemarin malam, Mbah Maridjan sempat ditemui tim evakuasi. Ketika diajak meninggalkan rumahnya, ia menolak. Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi.Ia pernah mengatakan, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
Di depan rumah Mbah Maridjan terparkir sebuah mobil. Rumah tetangga Mbah Maridjan juga hancur dan diselimuti abu vulkanik. Pepohonan pun kering, tak berdaun.
Mbah Maridjan ditemukan tewas di dapur rumahnya dalam posisi sujud pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuh sang juru kunci Gunung Merapi itu luka bakar akibat awan panas.
Jenazah Mbah Maridjan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Dr Sarjito Yogyakarta.
Lokasi kediaman Mbah Maridjan terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Rumah pria berumur 80-an tahun bergelar Mas Panewu Suraksohargo itu hanya lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi.
Kemarin malam, Mbah Maridjan sempat ditemui tim evakuasi. Ketika diajak meninggalkan rumahnya, ia menolak. Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi.Ia pernah mengatakan, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
Menag: Mbah Maridjan Amanah & Khusnul Khotimah
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan keteguhan Mbah Maridjan
yang tetap amanah mengemban tugas yang dibebankan ke pundaknya
memberikan inspirasi dan keteladanan bagi segenap pemimpin dan anak
bangsa.
Menteri Agama mengemukakan hal itu saat berbincang dengan INILAH.COM, Rabu (27/10).
Mbah Maridjan menjadi sosok yang memberikan inspirasi sebagai seorang pemimpin yang amanah hingga akhir hayatnya. Posisi wafatnya yang dalam keadaan sujud menunjukkan beliau juga sosok yang istiqomah, memegang teguh tugas, amanah sekaligus iman, kata Suryadharma yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan yang berlambang Kabah itu.
Dia yakin, Mbah Maridjan wafat dengan khusnul khotimah atau meninggalkan dunia dalam keadaan baik dan mendapat ridho dan ampunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi utusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, itu ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud, pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuhnya terluka bakar oleh sapuan awan panas yang biasa dikenal dengan wedhus gembel.
Lokasi kediaman Mbah Maridjan terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kediaman sang juru kunci bergelar Mas Penewu Surakso Hargo itu hanya lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi.
Berbagai pihak, termasuk kalangan pejabat dan relawan, telah membujuk Si Mbah untuk turut mengungsi karena gunung yang dalam penjagaannya diperkirakan bakal meletus dan menyemburkan wedhus gembel. Namun, Mbah Mardijan dengan santun namun tegas tetap menolak meninggalkan kediaman yang juga posnya itu.
Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi. Secara bercanda, eyang berusia 83 tahun itu sempat berujar, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
Menteri Agama mengemukakan hal itu saat berbincang dengan INILAH.COM, Rabu (27/10).
Mbah Maridjan menjadi sosok yang memberikan inspirasi sebagai seorang pemimpin yang amanah hingga akhir hayatnya. Posisi wafatnya yang dalam keadaan sujud menunjukkan beliau juga sosok yang istiqomah, memegang teguh tugas, amanah sekaligus iman, kata Suryadharma yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan yang berlambang Kabah itu.
Dia yakin, Mbah Maridjan wafat dengan khusnul khotimah atau meninggalkan dunia dalam keadaan baik dan mendapat ridho dan ampunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi utusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, itu ditemukan wafat di dapur rumahnya dalam posisi sujud, pukul 05.00 WIB, Rabu (27/10/2010). Tubuhnya terluka bakar oleh sapuan awan panas yang biasa dikenal dengan wedhus gembel.
Lokasi kediaman Mbah Maridjan terletak di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kediaman sang juru kunci bergelar Mas Penewu Surakso Hargo itu hanya lima kilometer dari puncak letusan Gunung Merapi.
Berbagai pihak, termasuk kalangan pejabat dan relawan, telah membujuk Si Mbah untuk turut mengungsi karena gunung yang dalam penjagaannya diperkirakan bakal meletus dan menyemburkan wedhus gembel. Namun, Mbah Mardijan dengan santun namun tegas tetap menolak meninggalkan kediaman yang juga posnya itu.
Sebagai juru kunci, Mbah Maridjan tak pernah mau meninggalkan Gunung Merapi. Secara bercanda, eyang berusia 83 tahun itu sempat berujar, "Kalau saya ikut ngungsi akan ditertawakan anak ayam".
Sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/923802/inilah-foto-rumah-mbah-maridjan