Sejumlah bahan pangan seperti cabai merah dan
beras mengalami kenaikan harga sehingga menjadi pemicu utama tingginya
inflasi 2010. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun mengeluarkan 9
solusi Pemerintah guna menekan angka kenaikan bahan pangan tersebut.
Pertama, solusi yang dilakukan pendekatan dari hilir ke hulu. "Bagaimanapun, operasi untuk kendalikan harga komoditas tertentu harus kita kendalikan," kata SBY Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis 6 Januari 2010.
Pertama, solusi yang dilakukan pendekatan dari hilir ke hulu. "Bagaimanapun, operasi untuk kendalikan harga komoditas tertentu harus kita kendalikan," kata SBY Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis 6 Januari 2010.
Kedua, SBY meminta ada kebijakan fiskal khusus
untuk Pangan, baik impor ataupun ekspor. Dengan demikian jika ada harga
pangan di Indonesia yang diekspor atau diimpor secara besar-besaran dan
mempengaruhi harga dalam negeri, itu dapat dikendalikan.
Ketiga, suplai di dalam negeri diminta dapat memenuhi permintaan secara nasional. "Impor (pangan) dalam keadaan tertentu dalam keadaan krisis (pangan) tidak ditabukan," ujar SBY.
Keempat, SBY meminta cadangan makanan di Badan Urusan Logistik harus kuat. Dengan demikian, spekulasi dan penimbunan bahan pangan dapat dicegah, jika ada pihak-pihak yang berniat memainkan harga komoditas pangan.
Kelima, produktivitas hasil pangan harus ditingkatkan. Ini termasuk mencari bibit yang cocok untuk mengatasi perubahan iklim yang sering terjadi.
Keenam, SBY mengusulkan ketahanan pangan dari tingkat keluarga. Ini termasuk gerakan menanam sejumlah komoditas pangan di halaman rumah. "Menanam sayur, cabai, di dalam pot-pot itu ternyata luar biasa. Karena di kampung dari tingkat RT sampai RW bisa tingkatkan ketahanan pangan keluarga," ucap SBY.
Ketujuh, SBY meminta dilakukan pencegahan terhadap penyelundupan bahan pangan.
Kedelapan, prediksi mengenai pangan diminta harus akurat. "Jangan over optimisticsehingga keliru, sehingga bisa kurang untuk supply dan demand. Tolong turun ke lapangan lebih intens sehingga apa yang diramalkan lebih akurat," lanjut SBY.
Kesembilan, SBY meminta ada regulasi baru tentang pengamanan lahan pertanian. Sehingga tidak terjadi alih fungsi lahan untuk menghasilkan pangan ke fungsi yang lain. "Ini harus dilakukan di seluruh Kabupaten untuk kendalikan ini," tutur SBY.
Selanjutnya, SBY meminta Wakil Presiden Boediono dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Radjasa untuk melakukan koordinasi agar stabilitas harga berhasil dilakukan.
Ketiga, suplai di dalam negeri diminta dapat memenuhi permintaan secara nasional. "Impor (pangan) dalam keadaan tertentu dalam keadaan krisis (pangan) tidak ditabukan," ujar SBY.
Keempat, SBY meminta cadangan makanan di Badan Urusan Logistik harus kuat. Dengan demikian, spekulasi dan penimbunan bahan pangan dapat dicegah, jika ada pihak-pihak yang berniat memainkan harga komoditas pangan.
Kelima, produktivitas hasil pangan harus ditingkatkan. Ini termasuk mencari bibit yang cocok untuk mengatasi perubahan iklim yang sering terjadi.
Keenam, SBY mengusulkan ketahanan pangan dari tingkat keluarga. Ini termasuk gerakan menanam sejumlah komoditas pangan di halaman rumah. "Menanam sayur, cabai, di dalam pot-pot itu ternyata luar biasa. Karena di kampung dari tingkat RT sampai RW bisa tingkatkan ketahanan pangan keluarga," ucap SBY.
Ketujuh, SBY meminta dilakukan pencegahan terhadap penyelundupan bahan pangan.
Kedelapan, prediksi mengenai pangan diminta harus akurat. "Jangan over optimisticsehingga keliru, sehingga bisa kurang untuk supply dan demand. Tolong turun ke lapangan lebih intens sehingga apa yang diramalkan lebih akurat," lanjut SBY.
Kesembilan, SBY meminta ada regulasi baru tentang pengamanan lahan pertanian. Sehingga tidak terjadi alih fungsi lahan untuk menghasilkan pangan ke fungsi yang lain. "Ini harus dilakukan di seluruh Kabupaten untuk kendalikan ini," tutur SBY.
Selanjutnya, SBY meminta Wakil Presiden Boediono dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Radjasa untuk melakukan koordinasi agar stabilitas harga berhasil dilakukan.