Bagi kaum pria yang mempunyai gangguan yang menyebabkan infertilitas ada kabar baik. Penelitian di Jepang mengembangkan sperma buatan di laboratorium. Penemuan ini sebagai langkah awal untuk mengobati masalah infertilitas pada pria.
Dalam sebuah
artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah “Nature,” peneliti di
Yokohama City University membudidayakan jaringan dari anak tikus selama
beberapa minggu, dan mampu menciptakan sperma dari jaringan.
Para
peneliti menggunakan fertilisasi in vitro untuk menghasilkan dua belas
anak tikus dengan sperma yang dikembangkan. Bayi-bayi tikus ini
akhirnya tumbuh dan mampu memiliki anak mereka sendiri. Ini menandakan
sperma yang pertama kalinya diproduksi di laboratorium menghasilkan
keturunan yang sehat dan berumur panjang.
Pada
usaha-usaha sebelumnya dalam sperma buatan hanya menghasilkan
keturunan yang sakit-sakitan yang cepat mati. “Ini adalah langkah kecil
namun penting dalam memahami bagaimana sperma terbentuk, seiring
dengan waktu, menyebabkan kita bisa mengembangkan sperma manusia dalam
laboratorium,” Allen Pacey, seorang profesor Universitas Sheffield di
Inggris.
Artikel itu mencatat bahwa
metode baru untuk menciptakan sperma buatan bisa membantu anak-anak
muda yang harus melalui terapi kanker yang merusak kesuburan. Hal ini
juga dapat digunakan untuk meningkatkan potensi reproduksi spesies yang
terancam punah.
Hal ini, seperti
yang dikatakan Dr Pacey, langkah kecil menciptakan sperma dengan
aplikasi manusia. “Ini adalah jelas penting untuk memastikan bahwa
setiap sperma yang dihasilkan aman dan menghasilkan keturunan sehat
ketika digunakan, dan bahwa mereka pada gilirannya memiliki keturunan
yang sehat. Kita perlu berhati-hati dengan pekerjaan semacam ini,”
jelasnya.