Jumat, 24 Juni 2011

Buntut TKW Dipancung, Stop Haji Hingga Dubes Saudi Diusir

Hubungan Indonesia dan Arab Saudi kurang harmonis gara-gara kasus pemancungan TKI Ruyati. Sebagai bentuk protes, Indonesia pun menghentikan pengiriman TKI mulai 1 Agustus 2011. Langkah tegas ini dipastikan tidak akan berlaku di sektor ibadah haji. “Tidak mungkin (menghentikan haji), tidak usah memperkeruh suasana. Ada satu persoalan di tempat lain jangan ditarik-tarik persoalan di tempat lainnya lagi,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hal tersebut disampaikan sebelum mengikuti rapat paripurna tentang anggaran di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Kamis (24/6/2011). Menurut Ketum PPP ini, masalah TKI tidak berkaitan dengan haji. Karena itu, kegiatan ibadah tahunan tersebut akan terus berjalan.
Selama ini, kata Suryadharma, hubungan Indonesia dan Arab Saudi sudah berjalan baik. Bila ada aksi boikot, maka itu tidak akan menguntungkan kedua negara. “Jangan diseret-diseret karena ada masalah lain,” tegasnya.
Dubes Arab Saudi Abdulrahman Mohamed Amen Al-Khayyat ‘mempermalukan’ Menlu Marty Natalegawa. Dubes Al Khayyat menolak keterangan Menlu yang menyebut pihak Saudi minta maaf terkait pemancungan Ruyati. Akankah Dubes Al Khayyat dilabeli status persona non grata atau diusir?
“Terlalu cepat ya kalau bicara ke arah sana,” kata Jubir Presiden SBY Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah, di Kantor Presiden, Jl Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (24/6/2011). Faizasyah menilai, sikap Indonesia tegas Indonesia dalam diplomasi sudah dilakukan dengan pemanggilan Dubes RI di Riyadh.
“Dan pemanggilan pulang Dubes kita itu sebagai bentuk protes. Itu bagian dari ekspresi diplomasi,” imbuhnya. Sekadar diketahui, Kemlu memanggil Dubes RI dalam rangka “konsultasi”. Faizasyah yakin pada keterangan Menlu Marty Natalegawa bahwa Dubes Saudi menyampaikan permintaan maaf. “Yang saya garis bawahi adalah penyampaian Bapak Menteri kemarin adalah sesuai fakta,” tuturnya.
Pada Senin (20/6), Dubes Saudi dipanggil ke Kemlu untuk menerima nota protes pemerintah Indonesia yang tidak mendapatkan informasi tentang waktu pelaksanaan hukum pancung pada Ruyati. Pada Rabu (22/6), Dubes Saudi dipanggil lagi guna menerima surat Marty untuk koleganya, Menlu Saudi. Pada malam harinya, Marty menuturkan Dubes Saudi mengaku lalai dan meminta maaf. Namun kemudian dalam siaran pers hari Kamis kemarin, Dubes Saudi membantah meminta maaf. (Sumber)

Photobucket
Free Counter
Photobucket