Perekonomian Cina yang tumbuh begitu pesat selama dua dekade terakhir
telah membuat banyak orang tercengang. Tidak heran, kalau Cina kini
menjadi tumpuan harapan dunia ditengah krisis hutang yang tengah
menghimpit sejumlah negara maju─AS, Eropa, dan Jepang.
Cina yang begitu powerfull ternyata tidak hanya perkesa dalam bidang ekonomi, teknologi militer negeri komunis itu juga berkembang dengan pesat. Baru-baru ini misalnya, Cina telah merampungkan pembuatan kapal induk perdananya. Sungguh sebuah prestasi yang sangat mengesankan dari negara yang dulu banyak belajar dari Indonesia itu─pada dekade 70 an kita lebih maju dari Cina.
Keberhasilan Cina membuat kapal induk tentu membuat kita sedikit iri, dan terbesit pertanyaan dalam hati “ kapan kira-kira Indonesia juga bisa membuat kapal induk?”. Cina memang sudah lama menyalib kita, dan kini negera Tirai Bambu tersebut telah meninggalkan kita terlalu jauh. Dan sudah sepatutnya, kemajuan Cina saat ini menjadi pecut buat bangsa Indonesia untuk menyongsong kemajuan di masa yang akan datang.
Meskipun, kita belum mampu membuat kapal induk─kalau dicoba-coba mungkin bisa─seperti halnya Cina, kita harus tetap bangga dengan perkembangan teknologi militer kita saat ini, yang kenyataannya memang masih ada yang bisa dibanggakan. Anda mungkin akan bertanya, “terus, apakah yang bisa dibanggakan dari teknologi militer kita, selain pesawat tempur Sukhoi yang kita impor dari Rusia itu?”. Jawabannya adalah Panser Anoa buatan Pindad.
Ya, kita harus bangga dengan panser karya anak bangsa ini. Karena baru-baru ini, pihak kementerian pertahanan dan perdana menteri Malaysia sudah menyepakati pemesanan 32 unit panser Anoa buatan Pindad dengan nilai pembelian mencapai 80 juta dollar Amerika. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada media, di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Senin malam (15/8/2011). Pembelian yang dikakukan oleh Pemerintah Malaysia merupakan bukti kalau kualitas teknologi militer kita diakui, meskipun hanya sekedar panser.
Sebenarnya, jauh sebelum Malaysia membeli panser Anao buatan Pindad. Panser ini telah mendapat pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Buktinya, sekitar 13 unit panser ini telah digunakan untuk menjaga perdamaian di Lebanon, Timur Tengah.
Mengenal teknologi Panser Anoa
Panser Anoa yang dibeli oleh pemerintah Malaysia adalah jenis APS-3 Anoa. Panser ini merupakan kendaraan militer lapis baja yang dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama APC (Armoured personnel carrier/pengangkut personel lapis baja).
Panser Anoa buatan PT Pindad
ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang dikembangkan dari truk komersial. “Anoa” menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Mesin APS-3 Anoa terdiri dari dua pilihan, yaitu Mercedes Benz atau Renault yang kedua-duanya berkapasitas 7.000 cc setara dengan 320 HP (horse power). Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini.Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari kendaraan.
Panser APS-3 Anoa terdiri dari tiga 3 jenis, yaitu:
Pindad Anoa 4×4 : Kendaraan taktis (rantis) beroda 4 yang termasuk jenis ARMOURED PERSONNEL CARRIER.
Pindad Anoa 6×6: Versi beroda 6 yang paling banyak diproduksi
Pindad Anoa Canon: Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad ANOA 6×6. Sistem turet canon panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial 7,62 mm. Untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel. Peralatan pertempuran lainnya adalah teropong malam (Night Vision Google), GPS, dan perangkat sensor senjata.
Itulah, sedikit gambaran mengenai teknologi yang digunakan oleh Panser Anoa. Meskipun belum mampu membuat kapal induk seperti Cina, kita ternyata juga bisa menghasilkan panser dengan teknologi yang cukup membanggakan. Pindat memang bikin bangga. (Sumber)
Cina yang begitu powerfull ternyata tidak hanya perkesa dalam bidang ekonomi, teknologi militer negeri komunis itu juga berkembang dengan pesat. Baru-baru ini misalnya, Cina telah merampungkan pembuatan kapal induk perdananya. Sungguh sebuah prestasi yang sangat mengesankan dari negara yang dulu banyak belajar dari Indonesia itu─pada dekade 70 an kita lebih maju dari Cina.
Keberhasilan Cina membuat kapal induk tentu membuat kita sedikit iri, dan terbesit pertanyaan dalam hati “ kapan kira-kira Indonesia juga bisa membuat kapal induk?”. Cina memang sudah lama menyalib kita, dan kini negera Tirai Bambu tersebut telah meninggalkan kita terlalu jauh. Dan sudah sepatutnya, kemajuan Cina saat ini menjadi pecut buat bangsa Indonesia untuk menyongsong kemajuan di masa yang akan datang.
Meskipun, kita belum mampu membuat kapal induk─kalau dicoba-coba mungkin bisa─seperti halnya Cina, kita harus tetap bangga dengan perkembangan teknologi militer kita saat ini, yang kenyataannya memang masih ada yang bisa dibanggakan. Anda mungkin akan bertanya, “terus, apakah yang bisa dibanggakan dari teknologi militer kita, selain pesawat tempur Sukhoi yang kita impor dari Rusia itu?”. Jawabannya adalah Panser Anoa buatan Pindad.
Ya, kita harus bangga dengan panser karya anak bangsa ini. Karena baru-baru ini, pihak kementerian pertahanan dan perdana menteri Malaysia sudah menyepakati pemesanan 32 unit panser Anoa buatan Pindad dengan nilai pembelian mencapai 80 juta dollar Amerika. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada media, di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Senin malam (15/8/2011). Pembelian yang dikakukan oleh Pemerintah Malaysia merupakan bukti kalau kualitas teknologi militer kita diakui, meskipun hanya sekedar panser.
Sebenarnya, jauh sebelum Malaysia membeli panser Anao buatan Pindad. Panser ini telah mendapat pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Buktinya, sekitar 13 unit panser ini telah digunakan untuk menjaga perdamaian di Lebanon, Timur Tengah.
Mengenal teknologi Panser Anoa
Panser Anoa yang dibeli oleh pemerintah Malaysia adalah jenis APS-3 Anoa. Panser ini merupakan kendaraan militer lapis baja yang dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama APC (Armoured personnel carrier/pengangkut personel lapis baja).
Panser Anoa buatan PT Pindad
ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang dikembangkan dari truk komersial. “Anoa” menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Mesin APS-3 Anoa terdiri dari dua pilihan, yaitu Mercedes Benz atau Renault yang kedua-duanya berkapasitas 7.000 cc setara dengan 320 HP (horse power). Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini.Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari kendaraan.
Panser APS-3 Anoa terdiri dari tiga 3 jenis, yaitu:
Pindad Anoa 4×4 : Kendaraan taktis (rantis) beroda 4 yang termasuk jenis ARMOURED PERSONNEL CARRIER.
Pindad Anoa 6×6: Versi beroda 6 yang paling banyak diproduksi
Pindad Anoa Canon: Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad ANOA 6×6. Sistem turet canon panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial 7,62 mm. Untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel. Peralatan pertempuran lainnya adalah teropong malam (Night Vision Google), GPS, dan perangkat sensor senjata.
Itulah, sedikit gambaran mengenai teknologi yang digunakan oleh Panser Anoa. Meskipun belum mampu membuat kapal induk seperti Cina, kita ternyata juga bisa menghasilkan panser dengan teknologi yang cukup membanggakan. Pindat memang bikin bangga. (Sumber)