Sabtu, 27 Agustus 2011

Mengintip Bunker Khadafi di Tripoli



Tentara pemberontak Libya berhasil menyerbu masuk ke dalam komplek kediaman Moammar Khadafi di Bab Al-Aziziya, Tripoli, dan menemukan bunker yang disinyalir merupakan jalur kabur sang ditator. Saking panjangnya lorong bunker, para pemberontak tidak berani masuk terlalu jauh.

Seperti disiarkan stasiun berita Aljazeera, Kamis, 25 Agustus 2011, terdapat beberapa bunker di bawah tanah komplek tersebut. Salah satu bunker terlihat berantakan dengan kertas dan peralatan kantor yang hancur.



Di dalam bunker tersebut terdapat ruang perlindungan, ruang komando, dan sebuah tangga spiral yang menghubungkan ruangan lain di bawah tanah. Dalam salah satu ruangan terdapat beberapa jalur telepon. Listrik yang mati membuat ruangan di seluruh bunker menjadi gelap.

Ini adalah kali pertama warga Libya memasuki bunker Khadafi di Bab Al-Aziziya. Sebelumnya, keberadaan bunker ini hanyalah rumor yang tersebar di tengah-tengah warga.

Ditelusuri lebih jauh, ditemukan lorong panjang berliku seperti labirin yang menghubungkan antar bunker di bawah tanah. Disinyalir, panjang lorong itu mencapai 30 km, atau hingga keluar kota Tripoli. Lorong ini juga menghubungkan banyak tempat di Tripoli.

Inilah yang menyebabkan Khadafi dapat muncul di berbagai tempat dengan cepat. Melalui jalur ini jugalah Khadafi diduga kabur.

"Ada Tripoli di atas dan di bawah tanah," kata salah seorang pemberontak, Ismail Dola, 26, yang turut menyisir lorong tersebut.

Salah satu lorong ditemukan mengarah ke Hotel Rixos yang berjarak 1,5 kilometer jauhnya. Terowongan lain menuju tepi pantai, dan terowongan lain menuju ke Bandara Mitiga yang berjarak 7 kilometer jauhnya.

Dalam lorong panjang tersebut juga ditemukan beberapa ruangan berpendingin udara. Di dalamnya terdapat tempat tidur dan cadangan makanan. Ditemukan juga beberapa topeng gas air mata. Pemberontak tidak berani menyusuri lorong tersebut terlalu dalam karena mereka khawatir ada jebakan berbahaya.

"Sangat lazim seseorang seperti Moammar akan membangun terowongan seperti ini untuk melindungi dirinya. Setiap diktator harus memiliki cara untuk melindungi dirinya dan lolos pada saat-saat seperti ini," kata pemberontak lainnya, Riad Gneidi, seperti dilansir Associated Press. (Sumber)

Photobucket
Free Counter
Photobucket