Deja
vu adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang berlangsung di
mana anda sudah mengalaminya atau melihat situasi baru itu sebelumnya -
anda merasa seolah-olah peristiwa telah terjadi atau sedang
mengulanginya.
Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat seperti sudah
mengenal dan suatu perasaan berupa kengerian, asing, atau aneh.
Pengalaman "yang sebelumnya" ini biasanya berhubungan dengan mimpi,
tetapi kadangkadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah terjadi di
masa lalu.
Deja vecu (Dibaca deya vay-koo) adalah apa yang dialami banyak orang ketika mereka berpikir sedang mengalami deja vu.
Deja vu adalah perasaan telah melihat sesuatu sebelumnya, sedangkan
deja vecu adalah pengalaman setelah melihat suatu peristiwa sebelumnya,
tapi hanya di dalam detil yang besar - seperti mengenali bau-bauan dan
bunyi-bunyian. Hal ini juga biasanya disertai oleh suatu perasaan yang
sangat kuat akan pengetahuan sesuatu yang akan datang kemudian.
Pengalaman yang pernah terjadi - tidak hanya mengenal apa yang akan
datang berikutnya - tetapi juga mampu mengatakan kepada orang di sekitar
apa yang akan datang itu, dan biasanya itu adalah benar. Ini sangat
aneh dan sensasi yang tidak bisadijelaskan.
Deja
Visite adalah pengalaman yang hanya sedikit orang mengalaminya di mana
melibatkan suatu pengetahuan gaib akan suatu tempat yang baru. Sebagai
contoh, anda mungkin pernah mengetahui jalur jalan di suatu kota yang
baru anda datangi atau pemandangannya meskipun tidak pernah ke sana
sebelumnya, dan anda yakin mustahil mempunyai pengetahuan tentang itu.
Kalau Deja Visite tentang hubungan-hubungan geografis dan ruang, selagi
Deja Vecu adalah tentang kejadian-kejadian sementara waktu. Nathaniel Hawthorne
menulis tentang sebuah pengalaman seperti ini di dalam bukunya "Our
Old Home" di mana dia mengunjungi sebuah benteng yang sudah hancur dan
mempunyai pengetahuan lengkap mengenai denah tata letaknya. Ia
kemudiannya mampu melacak pengalaman itu dalam sebuah puisi karangan Alexander Pope
yang dibacanya beberapa tahun kemudian. Puisi itu menggambarkan
keadaan benteng itu dengan akurat persis seperti yang diketahuinya.
Deja
Senti adalah fenomena akan sesuatu yang pernah dirasakan. Hal ini
eksklusif sebuah fenomena kejiwaan dan jarang menetap di dalam ingatan
anda setelah itu. Di dalam kata-kata dari orang setelah mengalaminya
adalah: "Apa yang menjadi perhatian adalah apa yang sudah diperhatikan
sebelumnya, dan sungguh sudah dikenal, tetapi sudah dilupakan untuk
sementara waktu, dan sekarang merasa puas seakan-akan hal itu telah
diingat kembali. Kemampuan mengingat itu selalu dimulai dengan suara
orang lain, atau oleh perkataan dari pikiranku sendiri, atau dengan apa
yang kubaca dan perkataan jiwa. Aku pikir selama keadaan tidak normal
aku berkata-kata secara umum beberapa kalimat sederhana seperti Oh, ya.
Aku mengerti, Tentu saja, aku ingat, dan lain-lain, hanya satu atau
dua menit kemudian aku dapat mengingat kembali semuanya, dengan tidak
memerlukan kata-kata maupun pemikiran yang dinyatakan dengan lisan
untuk menimbulkan ingatan. Aku hanya mendapatkan bahwa perasaan itu
serupa dengan apa yang sudah kurasakan sebelumnya di dalam kondisi
tidak normal seperti itu. Anda berpikir baru saja mengucapkannya,
tetapi anda juga menyadari bahwa sesungguhnya tidak mengucapkan suatu
kata pun.
Jamais
vu (tidak pernah melihat) digambarkan sebagai sebuah situasi sudah
pernah dikenal tapi tidak bisa mengenali. Hal itu sering dianggap
sebagai kebalikan dari deja vu dan menimbulkan perasaan ngeri dan
takut. Anda tidak mengenali sebuah situasi meskipun anda mengetahui
secara rasional bahwa anda telah berada di dalam situasi itu sebelumnya.
Secara umum dapat dijelaskan ketika seseorang beberapa saat tidak
mengenali seseorang, kata, atau tempat yang sebetulnya sudah
diketahuinya. Ini menjadikan orang percaya bahwa jamais vumerupakan sejenis gejala dari kelelahan otak.
Presque
vu sering diungkapkan dengan kata-kata, "serasa sudah di ujung lidah" -
merupakan perasaan yang kuat bahwa anda akan mendapatkan petunjuk atau
ilham akan apa yang terlupa, tapi tidak pernah datang. Istilah
"presque vu" artinya "hampir melihat". Sensasi presque vu dapat sangat
mengacaukan perasaan dan pikiran, dan seringkali orang sudah tidur
dibuatnya.
L'esprit
de l'escalier (lelucon di tangga rumah) adalah rasa untuk berpikir
suatu komentar balasan yang cerdas ketika hal itu sudah terlambat untuk
disampaikan. Ungkapan itu dapat digunakan untuk menguraikan tentang
komentar balasan yang cepat terhadap penghinaan, atau setiap komentar
pintar dan jenaka, walaupun kedatangannya sudah terlambat dan tidak
berguna lagi diumpamakan kita berpikir ketika sudah berada di atas
tangga meninggalkan suatu kejadian.
Sebuah kata dari bahasa Jerman treppenwitz digunakan untuk maksud yang sama. Ungkapan yang terdekat di dalam bahasa Inggris untuk menguraikan situasi ini adalah "being wise after the event atau menjadi bijaksana setelah kejadian. Peristiwa itu biasanya disertai oleh perasaan penyesalan karena tidak terpikirkan sebelumnya untuk memberikan komentar balasan yang cepat di saat diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir bahwa balasan itu mungkin bisa merunyamkan hubungan. Tuhan menyintai orang yang sabar dan menahan diri.
Sebuah kata dari bahasa Jerman treppenwitz digunakan untuk maksud yang sama. Ungkapan yang terdekat di dalam bahasa Inggris untuk menguraikan situasi ini adalah "being wise after the event atau menjadi bijaksana setelah kejadian. Peristiwa itu biasanya disertai oleh perasaan penyesalan karena tidak terpikirkan sebelumnya untuk memberikan komentar balasan yang cepat di saat diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir bahwa balasan itu mungkin bisa merunyamkan hubungan. Tuhan menyintai orang yang sabar dan menahan diri.