Wilayah
Indonesia di Camar Bulan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang
dicaplok Malaysia sudah dijadikan tempat wisata sejak 5 tahun lalu.
Padahal, tapal batas Indonesia dengan Malaysia tersebut masih bersifat status MOU karena ratifikasi belum keluar.
"Tanjung Datu wilayahnya namanya sudah jadi taman negara Tanjung Datu ada project penyu juga di sana dan sudah dibawa ke dunia pariwisata, sudah 5 tahunan kalau dilihat dari bangunan di situ," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin di gedung DPR, Jakarta, Senin(10/10).
Tidak hanya itu, menurut Tubagus di wilayah tersebut sudah didirikan pula mercu suar oleh pemerintah Malaysia. Kalau memang benar daerah tersebut masih status MOU, seharusnya tidak boleh ada pendirian bangunan atau lain sebagainya di tapal batas itu.
"Kalau memang status MOU dijaga dong," tegasnya.
Karena itulah demi kembalinya daerah tersebut ke kawasan Indonesia, Tubagus menegaskan akan segera mengecek apakah ratifikasi mengenai daerah perbatasan sudah keluar atau belum.
"Saya akan mengecek sudah ratifikasi atau belum," jelasnya.
Politisi PDIP ini menambahkan, pemerintah Malaysia memiliki modus tersendiri mengenai daerah-daerah perbatasan dengan Indonesia. Mereka kerap mengklaim kawasan yang bukan miliknya untuk kemudian disosialisasikan ke dunia internasional.
"Posisi kita kalah kalau seperti ini," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Indonesia berpotensi kehilangan 1.400 hektare tanah di Camar Bulan dan 80 ribu meter persegi di pantai Tanjung Datu, Kalimantan Barat karena dicaplok Malaysia.
Dugaan pencaplokan wilayah Indonesia ditemukan Komisi I DPR saat berkunjung ke sana dua bulan lalu. Ada sejumlah warga yang diusir dari kedua wilayah ini oleh patroli Malaysia. Malaysia bilang, itu kampung Malaysia.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari halaman wisata Malaysia (http://malaysia.panduanwisata.com) Taman Negara Tanjung Datu disebut terletak di sudut paling barat Negeri Sarawak. Taman negara ini menjadikan terumbu karang serta hutan hujan perawan sebagai daya tarik objek wisata. Disebutkan juga, pengunjung Taman Negara Tanjung Datu dapat bermalam taman laut ini yaitu di perkampungan nelayan Teluk Melano yang hanya ditempuh tiga jam perjalanan dari kota Kuching menggunakan van atau kapal boat.
[sumber]
Padahal, tapal batas Indonesia dengan Malaysia tersebut masih bersifat status MOU karena ratifikasi belum keluar.
"Tanjung Datu wilayahnya namanya sudah jadi taman negara Tanjung Datu ada project penyu juga di sana dan sudah dibawa ke dunia pariwisata, sudah 5 tahunan kalau dilihat dari bangunan di situ," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin di gedung DPR, Jakarta, Senin(10/10).
Tidak hanya itu, menurut Tubagus di wilayah tersebut sudah didirikan pula mercu suar oleh pemerintah Malaysia. Kalau memang benar daerah tersebut masih status MOU, seharusnya tidak boleh ada pendirian bangunan atau lain sebagainya di tapal batas itu.
"Kalau memang status MOU dijaga dong," tegasnya.
Karena itulah demi kembalinya daerah tersebut ke kawasan Indonesia, Tubagus menegaskan akan segera mengecek apakah ratifikasi mengenai daerah perbatasan sudah keluar atau belum.
"Saya akan mengecek sudah ratifikasi atau belum," jelasnya.
Politisi PDIP ini menambahkan, pemerintah Malaysia memiliki modus tersendiri mengenai daerah-daerah perbatasan dengan Indonesia. Mereka kerap mengklaim kawasan yang bukan miliknya untuk kemudian disosialisasikan ke dunia internasional.
"Posisi kita kalah kalau seperti ini," pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Indonesia berpotensi kehilangan 1.400 hektare tanah di Camar Bulan dan 80 ribu meter persegi di pantai Tanjung Datu, Kalimantan Barat karena dicaplok Malaysia.
Dugaan pencaplokan wilayah Indonesia ditemukan Komisi I DPR saat berkunjung ke sana dua bulan lalu. Ada sejumlah warga yang diusir dari kedua wilayah ini oleh patroli Malaysia. Malaysia bilang, itu kampung Malaysia.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari halaman wisata Malaysia (http://malaysia.panduanwisata.com) Taman Negara Tanjung Datu disebut terletak di sudut paling barat Negeri Sarawak. Taman negara ini menjadikan terumbu karang serta hutan hujan perawan sebagai daya tarik objek wisata. Disebutkan juga, pengunjung Taman Negara Tanjung Datu dapat bermalam taman laut ini yaitu di perkampungan nelayan Teluk Melano yang hanya ditempuh tiga jam perjalanan dari kota Kuching menggunakan van atau kapal boat.
[sumber]