Sungguh aneh jagad ini, karena keranjingan BlackBerry dengan BBM-an,
seorang ibu menelantarkan anaknya yang masih berusia satu setengah bulan
meninggal lemas, akibat kehabisan nafas saat menangis ditempat tidur,
karena gelisah anak ini tertimpa bantal pada mukanya sehingga sulit
bernafas hingga lemas dan menemui ajalnya.
Kejadian
ini baru saja terjadi (3/10/2011), saat sang suami
pulang dari tempat kerjanya untuk melaksanakan sholat jum’at dan
meyiapkan segala sesuatunya dari rumah, setelah memasuki kamar didapati
bayinya sudah lemas tak ada suaranya seperti biasa, sementara sang ibu
tengah asyik ber-BBM-an ria dengan BB-nya di ruang tamu.
Seketika
itu juga sang bapak melarikan bayinya itu dan membawa ke klinik kami
untuk memeriksakan keadaan bayinya, namun sekali lagi sebuah kejadian
menyedihkan telah terjadi, bayi itu telah diperiksa oleh dokter dan
didapati sudah tidak bernyawa lagi walau masih terasa hangat sepertinya
nyawanya lepas baru beberapa menit yang lalu, dokter yakin dengan
kematian bayi ini karena tidak ditemukan suara jantung, suara paru dan
dipastikan pupil (iris) dari kedua matanya yang sudah melebar
(midriasis) dan tidak adanya refleks cahaya dari pupil mata itu, ini
adalah salah satu tanda pasti kematian karena relaksnya otot siliaris
pupil dalam bola mata.
Saat
datang ke klinik kami, bapak ini membopong bayinya didampingi sang ibu
yang masih menggenggam BlackBerry-nya itu, setelah dokter menjelaskan
semua keadaan yang ada, spontan sang bapak merampas BB istrinya itu dan
melemparkan ke tembok klinik hingga hancur berantakan, pemandangan
emosi yang tak terkendali dari seorang bapak yang telah kehilangan
seorang anak pertamanya, akibat kelalaian seorang istri yang lupa akan
kewajibannya mengurus dan menjaga bayinya akibat asyik berBBM-an dengan
BlackBerrynya itu.
Inilah sebuah pelajaran lagi yang kita bisa petik, dari sebuah kejadian
nyata akibat kemajuan tekhnologi dibidang gadget yang membuat seorang
ibu lalai pada bayinya yang menangis, tapi tetap asyik dengan
BlackBerry-nya itu.
Sungguh miris sekali melihatnya…
Ibu…janganlah kau lupa akan tugas muliamu untuk memelihara, merawat,
membesarkan, menjaga dan mendidik anak-anakmu itu…
Astaghfirullahal’adzim… [SUMBER]