Semua fraksi setuju Timur Kapolri baru. Aktivis walk out.
Uji kelayakan dianggap dagelan.
Jalan Timur Pradopo menuju kursi Kapolri
kian lempang. Kamis malam, 14 Oktober 2010, sembilan fraksi di Komisi
III DPR menyetujui usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mendapuk Timur jadi Kapolri.
Sejumlah fraksi memberi persetujuan tanpa syarat, beberapa fraksi
menyetujui dengan sejumlah catatan. Fraksi PDI Perjuangan, misalnya,
memberi catatan agar Timur menjadikan polri sebagai institusi yang
independen. "Netral dan tak ada lagi kekerasan berbasis agama," kata
Eva Kusuma Sundari.
Fraksi Gerindra memberi catatan kepada pemerintah, agar kasus Timur
ini menjadi yang terakhir, di mana dalam beberapa jam saja seorang
perwira naik pangkat dua kali.
Pria kelahiran Jombang, 10 Januari 1956 ini disemat pangkat jenderal
polisi bintang tiga, Kamis 4 Oktober 2010. Naik pangkat itu juga
berbarengan dengan pengangkatannya sebagai Kepala Badan Pemeliharaan
Keamanan (Kabaharkam) dari jabatan sebelumnya sebagai Kapolda Metro
Jaya. Pagi dilantik menjadi Kabaharkam, sore nama Timur diajukan
Presiden SBY ke DPR sebagai calon tunggal Kapolri.
Ada yang protes, tapi jalan Timur ke pucuk kepolisian tidak
terbendung. Persetujuan 9 fraksi di Senayan Kamis malam itu, diberikan
setelah melakukan proses uji kelayakan yang digelar semenjak pagi.
Dalam uji kelayakan itu Timur membeberkan visi-misi dan sejumlah janji.
Timur bertekat sekuat tenaga meneruskan reformasi dalam tubuh
kepolisian. Meningkatkan kinerja. Menuntaskan sejumlah perkara hukum.
Dan membuka seluas mungkin akses informasi bagi publik, guna memantau
kinerja aparat kepolisian.
Upaya meningkatkan kinerja itu, begitu janjinya dalam ujian itu,
dilakukan dengan 10 jurus langkah revitalisasi. "Apabila mendapat
kepercayaan dan amanah untuk melanjutkan kepemimpinan polri, saya
berjanji akan melaksanakan komitmen sepuluh revitalisasi," ujar Timur.
Soal upaya penegakan hukum, Mantan Kapolda Metro Jaya ini, berjanji
akan berusaha seadil-adilnya, tidak tebang pilih, termasuk tegas dalam
sejumlah kasus yang melibatkan anggota kepolisian sendiri. Dan untuk
urusan penegakan hukum itu, Timur akan senantiasa terbuka dengan kritik
dan respons dari masyarakat.
Jika terpilih sebagai Kapolri, Timur akan bergumul dengan begitu
banyak masalah besar, yang penuntasannya ditunggu publik. Sejumlah
kasus itu antara lain, skandal Bank Century, rekening gendut sejumlah
perwira kepolisian dan sejumlah kasus lain.
Ditanya soal janjinya menuntaskan kasus Bank Century, Timur menjawab
diplomatis bahwa polri telah bertindak sesuai kewenangannya. "Polisi
fokus pada tindak pidana perbankan sedangkan tindak pidana korupsi
menjadi wewenang KPK dan Kejaksaan Agung," katanya. Namun, Timur tidak
menjelaskan secara rinci apa jurus ampuhnya menuntaskan kasus itu.
Batu sandungan bagi Timur dalam pencalonan ini adalah kasus
penembakan sejumlah mahasiswa dalam unjuk rasa di Universitas Trisakti,
Mei 1998. Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Kontras
mempersoalkan kasus ini, sebab saat itu Timur menjadi Kapolres Jakarta
Barat, tempat prahara itu terjadi.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) melansir bahwa Timur
pernah dipanggil komisi itu, tetapi dia berhalangan hadir. Itu
sebabnya, orang ramai mempersoalkan komitmennya dalam penegakan hak
asasi manusia.
Soal kasus Trisakti, dalam uji kelayakan yang digelar hingga Kamis
malam itu, Timur menjawab bahwa tugas Kapolres adalah mengamankan
wilayah. "Untuk taktik dan strategi bukan wilayah saya. Itu (perintah)
dari atas," jelas Timur.
Seperti menjawab kritik yang dilontarkan sejumlah aktivis Ham, Timur menegaskan bahwa penuntasan kasus kerusuhan Mei 1998 sudah melewati proses yang panjang. Tim pencari fakta sudah pula dibentuk dan bekerja. Hasil kerja tim pencari fakta itu sudah dibahas dalam Panitia Khusus di DPR. Kejadian Mei 1998 itu, dia menambahkan , terjadi ketika pengadilan kasus dugaan pelanggaran Ham belum dibentuk.
Seperti menjawab kritik yang dilontarkan sejumlah aktivis Ham, Timur menegaskan bahwa penuntasan kasus kerusuhan Mei 1998 sudah melewati proses yang panjang. Tim pencari fakta sudah pula dibentuk dan bekerja. Hasil kerja tim pencari fakta itu sudah dibahas dalam Panitia Khusus di DPR. Kejadian Mei 1998 itu, dia menambahkan , terjadi ketika pengadilan kasus dugaan pelanggaran Ham belum dibentuk.
Timur meneruskan bahwa apa yang dilakukan polisi saat itu bukanlah
merupakan tugas pribadi. "Tetapi perintah. Dan institusi memiliki
kewenangan untuk itu." Meski demikian, Timur mengaku sungguh menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Mengedepankan proses hukum dengan taat asas,
taat hukum, dan etika.
Jika terpilih, posisi Timur sebagai kepala kepolisian memang tidak
mudah. Dia menuju pucuk, ketika masyarakat menunggu kesungguhan lembaga
itu menuntaskan kasus rekening gendut yang menimpa sejumlah perwira.
Kerja serius polisi juga ditunggu untuk mengusut siapa pelempar
kantor Majalah Tempo, yang diduga sejumlah kalangan terkait dengan
laporan utama majalah ini soal rekening gendut itu. Soal kasus
pelemparan itu, Timur menjelaskan bahwa semuanya masih dalam proses.
Sedangkan mengenai prosedur tetap (protap) tembak di tempat untuk
mengatasi aksi massa, yang dikritik sejumlah kalangan sepekan
belakangan, Timur Pradopo menjelaskan bahwa istilah itu hanya bahasa
media massa saja. Menurutnya, polisi hanya akan bertindak tegas jika
situasinya sangat mengancam.
Uji kelayakan dan kepatutan i ini dinilai tidak serius oleh sejumlah
kalangan. Cuma formalitas belaka. "Ini hanya sandiwara, dagelan palsu
belaka," kata Wakil Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (Kontras), Indria Fernida Alpasoni di gedung DPR, Jakarta, 14
Oktober 2010.
Penilaian itu dikemukan, setelah Indria dan sejumlah aktivis Kontras, mengamati jalannya uji kelayakan itu. Menurut dia, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh anggota Komisi III kurang berbobot. Begitu juga dengan jawaban Timur. "Terlihat sekali mereka tidak serius," kata dia. Karena terkesan formalitas belaka itu, Indria dan beberapa aktivis bergegas meninggalkan gedung DPR.
Penilaian itu dikemukan, setelah Indria dan sejumlah aktivis Kontras, mengamati jalannya uji kelayakan itu. Menurut dia, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh anggota Komisi III kurang berbobot. Begitu juga dengan jawaban Timur. "Terlihat sekali mereka tidak serius," kata dia. Karena terkesan formalitas belaka itu, Indria dan beberapa aktivis bergegas meninggalkan gedung DPR.
Janji Berantas Preman
Selain janji kinerja dan penegakan hukum di atas, Timur Pradopo juga
berjanji mengungkap sejumlah kasus menonjol yang terjadi belakangan
ini. Kasus-kasus itu antara lain, terorisme di Sumatera Utara,
kerusuhan yang berbau SARA di Tarakan, Kalimantan Timur, dan kerusuhan
Ampera di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sebagai bentuk komitmen Polri, katanya, "Maka salah satu prioritas yang akan saya lakukan jika terpilih untuk memimpin Polri adalah pengungkapan kasus-kasus menonjol tersebut."
Timur berharap dengan mengungkap kasus-kasus itu diharapkan stabilitas keamanan dapat terjaga dan masyarakat akan merasa nyaman dalam beraktivitas. "Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap polri semakin meningkat."
Timur berjanji, jika terpilih maka salah satu prioritas kerjanya adalah pemberantasan para preman."Meningkatkan pemberantasan preman, kejahatan jalanan, perjudian, narkoba, illegal logging (pembalakan liar), illegal fishing (pencurian ikan), illegal mining (tambang liar), human trafficking (perdagangan manusia), dan korupsi," kata Timur.
Timur menegaskan bahwa pada prinsipnya program ini merupakan lanjutan dari program Kapolri sebelumnya. Program pemberantasan para preman harus dilanjutkan karena secara nyata telah meresahkan dan merugikan perekonomian negara.
Tindakan anarki para preman di berbagai tempat, tegas Timur, sudah keterlaluan dan menyebabkan masyarakat merasa tidak aman. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan polisi tidak boleh kalah dalam menghadapi preman. "Tidak boleh ada lagi orang-orang yang seenaknya membawa senjata api dan senjata tajam yang bebas berkeliaran di jalan raya lalu berbuat anarki semaunya," kata dia.
Sebagai bentuk komitmen Polri, katanya, "Maka salah satu prioritas yang akan saya lakukan jika terpilih untuk memimpin Polri adalah pengungkapan kasus-kasus menonjol tersebut."
Timur berharap dengan mengungkap kasus-kasus itu diharapkan stabilitas keamanan dapat terjaga dan masyarakat akan merasa nyaman dalam beraktivitas. "Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap polri semakin meningkat."
Timur berjanji, jika terpilih maka salah satu prioritas kerjanya adalah pemberantasan para preman."Meningkatkan pemberantasan preman, kejahatan jalanan, perjudian, narkoba, illegal logging (pembalakan liar), illegal fishing (pencurian ikan), illegal mining (tambang liar), human trafficking (perdagangan manusia), dan korupsi," kata Timur.
Timur menegaskan bahwa pada prinsipnya program ini merupakan lanjutan dari program Kapolri sebelumnya. Program pemberantasan para preman harus dilanjutkan karena secara nyata telah meresahkan dan merugikan perekonomian negara.
Tindakan anarki para preman di berbagai tempat, tegas Timur, sudah keterlaluan dan menyebabkan masyarakat merasa tidak aman. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan polisi tidak boleh kalah dalam menghadapi preman. "Tidak boleh ada lagi orang-orang yang seenaknya membawa senjata api dan senjata tajam yang bebas berkeliaran di jalan raya lalu berbuat anarki semaunya," kata dia.
Sumber: http://fokus.vivanews.com/news/read/182959-janji-janji-calon-kapolri-timur-pradopo