Jakarta - Aksi sweeping yang dilakukan aparat Kepolisian terhadap para penumpang yang menuju Jakarta, dinilai sebagai bentuk kepanikan nyata pemerintah menjelang demo 20/10.
“Sweeping aparat itu nyata-nyata bentuk kepanikan SBY menghadapi ancaman aksi
penggulingan 20 Oktober. Berlebihan sekali kalau penumpang kereta yang mau ke Jakarta di-sweeping,âtukas tokoh Petisi 28, Haris Rusly Moti kepada INILAH.COM, Senin (18/10/2010) malam.
Haris menuding pemerintah terlalu mendramatiasai keadaan dengan menciptakan cara-cara lama yang dipakai Orde Baru, seperti teror-teror politik, taktik pecah-belah, aksi razia, hingga menggulirkan isu makar.
Namun, kata Haris, cara-cara lama itu tidak akan menyurutkan para aktivis yang berencana mengepung Istana pada 20 Oktober nanti.
“Tidak ada pengaruh. Besok merupakan awal dari gerakan kami untuk turun ke jalan. Dan ini terus-menerus berlanjut,� bebernya.
Haris juga mengungkapkan pihaknya tidak akan menggerakkan massa dari daerah ke Jakarta. Massa di daerah, tuturnya, akan dikonsolidir untuk melakukan aksi di pusat pemerintahan daerah masing-masing.
“Makanya salah alamat kalau aparat merazia massa kami di kereta-kereta. Sebab, mereka dipusatkan di daerah masing-masing,� katanya.
Dua hari menjelang momentum 20 Oktober, Haris mengaku segala persiapan aksi sudah dilakukan. Namun, pihaknya tidak menargetkan jumlah massa yang akan turun ke jalan.
“Kami tak ada target jumlah massa sekian-sekian. Yang penting, kualitas demonstrasinya, tuturnya.
Seperti diberitakan, aparat Polda Jawa Timur melakukan razia terhadap penumpang kereta jurusan Jakarta di Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Razia itu dimaksudkan untuk mencegah gelombang demonstran mendatangi Ibukota pada 20 Oktober besok.
Sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/900372/razia-penumpang-ka-polisi-panik-hadapi-demo-2010