JAKARTA, TRIBUNNEWS Pergaulan bebas dan maraknya pelacuran,
secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya penderita penyakit
kelamin di Jakarta. Sedikitnya ada 9.060 warga Jakarta mengidap penyakit
yang ditularkan dari hubungan seks bebas.
Jumlah penderita diprediksi jauh lebih banyak lantaran tidak sedikit warga yang masih malu menjalani pengobatan penyakit ini di rumah sakit maupun puskesmas yang tersedia.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, maraknya praktik pristitusi serta berubahnya pola pergaulan secara tidak langsung telah mempengaruhi peningkatan jumlah penderita penyakit kelamin ini.
Beberapa jenis penyakit kelamin itu seperti herpes, infeksi jamur, syphilis, vaginitis, bisul pada alat kelamin atau HPV, kutu kelamin, kutu di bawah kulit, dan AIDS.
Indikasi tersebut terlihat dari kelompok usia penderita penyakit ini. Dari total jumlah 9.060 penderita, 3.007 orang diantaranya berusia 14 sampai dengan 24 tahun. Sedangkan sisanya 5.863 penderita berusia di atas 24 tahun.
Lebih lanjut dikatakan Banjar, dari data penderita, penyakit kelamin lebih banyak dialami kaum perempuan yang sebanyak 5.051 orang dan laki-laki sebanyak 4.009 orang.
“Kebanyakan penyakit kelamin ini ditimbulkan dari pola seksual yang salah, sehingga jika tidak diwaspadai maka akan berpotensi pada HIV/AIDS,” ujar Banjar, Jumat 15 Oktober 2010.
Dari hasil konseling Dinkes DKI, terhadap 3.680 penderita penyakit kelamin, sekitar 10 persen atau 360 orang di antaranya dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Sementara itu berdasarkan data Dinkes DKI, jumlah kasus HIV/AIDS di Jakarta pada 2009 mencapai 5.827 kasus. Itu terdiri dari 2.849 kasus HIV dan 3.008 kasus AIDS.
Sebanyak 2002 orang penderita AIDS dari pengguna jarum suntik, sisanya 426 menderita AIDS dari non jarum suntik. Tercatat ada 426 orang meninggal dunia. (surya)
Sumber: http://www.tribunnews.com/2010/10/16/ribuan-remaja-dki-terjangkit-penyakit-kelamin
Jumlah penderita diprediksi jauh lebih banyak lantaran tidak sedikit warga yang masih malu menjalani pengobatan penyakit ini di rumah sakit maupun puskesmas yang tersedia.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, maraknya praktik pristitusi serta berubahnya pola pergaulan secara tidak langsung telah mempengaruhi peningkatan jumlah penderita penyakit kelamin ini.
Beberapa jenis penyakit kelamin itu seperti herpes, infeksi jamur, syphilis, vaginitis, bisul pada alat kelamin atau HPV, kutu kelamin, kutu di bawah kulit, dan AIDS.
Indikasi tersebut terlihat dari kelompok usia penderita penyakit ini. Dari total jumlah 9.060 penderita, 3.007 orang diantaranya berusia 14 sampai dengan 24 tahun. Sedangkan sisanya 5.863 penderita berusia di atas 24 tahun.
Lebih lanjut dikatakan Banjar, dari data penderita, penyakit kelamin lebih banyak dialami kaum perempuan yang sebanyak 5.051 orang dan laki-laki sebanyak 4.009 orang.
“Kebanyakan penyakit kelamin ini ditimbulkan dari pola seksual yang salah, sehingga jika tidak diwaspadai maka akan berpotensi pada HIV/AIDS,” ujar Banjar, Jumat 15 Oktober 2010.
Dari hasil konseling Dinkes DKI, terhadap 3.680 penderita penyakit kelamin, sekitar 10 persen atau 360 orang di antaranya dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Sementara itu berdasarkan data Dinkes DKI, jumlah kasus HIV/AIDS di Jakarta pada 2009 mencapai 5.827 kasus. Itu terdiri dari 2.849 kasus HIV dan 3.008 kasus AIDS.
Sebanyak 2002 orang penderita AIDS dari pengguna jarum suntik, sisanya 426 menderita AIDS dari non jarum suntik. Tercatat ada 426 orang meninggal dunia. (surya)
Sumber: http://www.tribunnews.com/2010/10/16/ribuan-remaja-dki-terjangkit-penyakit-kelamin