Minggu, 26 Juni 2011

Migrant Care: Pemerintah, Mana Jasad Ruyati?

Ruyati (VIVAnews / Erik Hamzah)

VIVAnews - Hidup tenaga kerja perempuan (TKW) asal Indonesia, Ruyati binti Satubi berakhir di pedang algojo Arab Saudi, Sabtu 18 Juni 2011, tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia. Kini, keluarga hanya bisa berharap, jenazah perempuan 54 tahun itu bisa dipulangkan ke Tanah Air.

Lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada isu buruh migran, Migrant Care, menilai pemerintah gagal memulangkan jasad Ruyati. "Apa sih kendalanya pemulangan jasad Ruyati. Kenapa nggak terealisasi sampai sekarang," kata Koordinator Migrant Care, Anis Hidayah, saat dihubungi VIVAnews.com, di Jakarta, Sabtu, 25 Juni 2011.

Migrant Care, kata Anis, telah berkoordinasi dengan lembaga-lembaga untuk mengupayakan pemulangan jenazah Ruyati. "Sedang koordinasi dengan lembaga lain, kami upayakan ke sana, yang penting jenazah pulang," kata dia.

Selain berupaya memulangkan jenazah Ruyati, Migrant Care juga akan mendatangi pengadilan yang telah memvonis hukuman pancung kepada Ruyati. "Kami berupaya ke sana dan bertemu pengadilan di sana bagaimana duduk perkaranya," tuturnya.

Sebelumnya, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, direktur Wahid Institute mengatakan beberapa tokoh lintas agama sepakat untuk mengutus Migrant Care ke Arab Saudi terkait usaha pemulangan jenazah. Termasuk memberangkatkan keluarga Ruyati.
Hal itu ditempuh, kata Yenny, karena pemerintah tidak mau berusaha memulangkan jenazah Ruyati. Padahal, jika pemerintah mau berusaha, peluang itu masih ada.
"Persoalannya sudah dilakukan belum. Jangan bilang susah dulu. Kalau mentok dan nyerah dari awal, ya nggak bisa. Pertama sudah beralasan nggak mau mencoba, terus kecolongan, bagaimana coba," tegas Yenny.

Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, mengatakan, pemerintah mengusahakan jenazah Ruyati bisa dibawa pulang ke Indonesia. Maksud itu sudah disampaikan kepada kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia. "Kementerian Luar Negeri juga memerintahkan perwakilan melakukan lobi-lobi kepada pihak terkait," kata Muhaimin, di Istana Presiden, Kamis 23 Juni 2011.

Muhaimin mengungkapkan, dalam pemulangan jenazah Ruyati ada dua kendala yang dihadapi pemerintah. "Soal keagamaan dan tradisi," kata dia. (art)
• VIVAnews

Photobucket
Free Counter
Photobucket