Jakarta -
Nazaruddin banyak bermain istilah untuk menggambarkan
sesuatu. Mulai dari kata 'Apel Malang', 'Apel Washington', 'Ketua
Besar', hingga istilah 'Pak Lurah'. Siapa Pak Lurah yang dimaksud? Belum
diketahui pasti.
Dalam rekaman perbincangan Nazaruddin dengan penyidik di Mako Brimob pada Senin (15/8) yang didengarkan detikcom, beberapa kali Nazaruddin menyebut istilah Pak Lurah. Namun dalam perbincangan itu Pak Lurah yang dimaksud tidak terkait dengan kasus, hanya figur yang dihormati.
Dalam percakapan itu Nazaruddin bercerita soal aktivitas selama lebaran. Setiap tahun selalu bergantian merayakan lebaran. Pastinya dia selalu mengunjungi keluarganya di Bangun, Sumut dan juga Pekanbaru keluarga istrinya.
"Tentu juga di Jakarta, ke rumah Pak Lurah," kata Nazaruddin dengan tawa.
Soal kata Pak Lurah, klaim Nazaruddin dalam perbincangan dalam rekaman itu, dia mengaku sosok tersebut menginginkan Nazaruddin menghadapi proses hukum, tanpa mengganggu orang lain.
"Kepingin Pak Lurah itu," ucap Nazaruddin.
Nazaruddin kembali menyinggung soal Pak Lurah saat berbicara mengenai kongres PD di Bandung pada 2010 lalu. Dengan enteng dia menyebut kekalahan seorang calon karena terlalu mengandalkan iklan, bukan mendekati DPC.
"DPC emang makan iklan. Ditakuti-takutin juga soal Pak Lurah. DPC itu ada uang ada angka," terang Nazaruddin dengan tawa. (Detiknews.com)
Dalam rekaman perbincangan Nazaruddin dengan penyidik di Mako Brimob pada Senin (15/8) yang didengarkan detikcom, beberapa kali Nazaruddin menyebut istilah Pak Lurah. Namun dalam perbincangan itu Pak Lurah yang dimaksud tidak terkait dengan kasus, hanya figur yang dihormati.
Dalam percakapan itu Nazaruddin bercerita soal aktivitas selama lebaran. Setiap tahun selalu bergantian merayakan lebaran. Pastinya dia selalu mengunjungi keluarganya di Bangun, Sumut dan juga Pekanbaru keluarga istrinya.
"Tentu juga di Jakarta, ke rumah Pak Lurah," kata Nazaruddin dengan tawa.
Soal kata Pak Lurah, klaim Nazaruddin dalam perbincangan dalam rekaman itu, dia mengaku sosok tersebut menginginkan Nazaruddin menghadapi proses hukum, tanpa mengganggu orang lain.
"Kepingin Pak Lurah itu," ucap Nazaruddin.
Nazaruddin kembali menyinggung soal Pak Lurah saat berbicara mengenai kongres PD di Bandung pada 2010 lalu. Dengan enteng dia menyebut kekalahan seorang calon karena terlalu mengandalkan iklan, bukan mendekati DPC.
"DPC emang makan iklan. Ditakuti-takutin juga soal Pak Lurah. DPC itu ada uang ada angka," terang Nazaruddin dengan tawa. (Detiknews.com)