Rendang telah mendunia. Survei CNN bahkan
menobatkan rendang Sumatera Barat sebagai makanan paling lezat di
dunia. Bahkan, Burger King pernah membuat Rendang Burger pada tahun
1987.
Namun,
rendang tak hanya ada di Indonesia: ada rendang peranakan Singapura
juga rendang ala Malaysia. Ini memicu pertanyaan, sebenarnya, dari mana
asal rendang?
Sous chef Hotel Equatorial, Kuala Lumpur, Azhar Alias menyebut, jejak rendang dipastikan bisa dilacak dari Pulau Sumatera, Indonesia. “Adalah bagian dari kuliner Padang, yang dibawa oleh etnis Minangkabau ke Negeri Sembilan,” kata dia, seperti dimuat The Star. Orang Minang diketahui pindah ke pantai barat yang kini bagian Malaysia pada awal abad ke-15.
Ashar
Daud, Executive Sous Chef pada The 39 Restaurant di PNB Darby Park, KL,
menyatakan hal senada. “Banyak masakan Malaysia memiliki akar di
Indonesia atau dipengaruhi tradisi kuliner republik itu.”
Dua chef itu
sepakat, dari Negeri Sembilan rendang menyebar ke sejumlah wilayah
kerajaan di sepanjang Semenanjung Malaysia–di mana di tiap wilayah
resepnya dimodifikasi sesuai selera lokal, yang kemudian melekat sebagai
masakan otentik Malaysia, dan menjadi bagian dari kebudayaan negeri itu
juga. “Rendang adalah bagian integral dari setiap kegiatan perayaan,”
kata Ashar Daud.
Peran
gotong royong mengemuka dalam kegiatan memasak rendang di desa-desa
Malaysia. “Setiap kali ada perayaan seperti hari raya atau pernikahan,
orang-orang desa akan berkumpul, dengan membawa bahan-bahan yang paling
mudah dicari,” kata dia.
Misalnya,
satu keluarga adatang membawa serai, lainnya membawa lengkuas. Ada juga
yang membawa cabai kering. Pembuatan rendang pun bersifat komunal,
dibanding menggoreng ikan misalnya. Orang-orang berkumpul di wajan
besar–dengan campuran daging dan bumbu mendidih, sambil tertawa-tawa,
dan berbagi cerita, juga gosip.
Asal
usul rendang dari Padang juga diungkap sejarawan Melayu dari
Universitas Andalas, Padang, Muhammad Nur. Migrasi orang Minang pada
awal abad ke-16 diyakini sebagai awal keberadaan rendang di sejumlah
tanah Melayu. “Migrasi ini yang saya duga kuat membuat rendang menembus
batas teritorial Minangkabau pada awal abad ke-16,” kata dia.
Kala
itu, migrasi besar-besaran orang Minang menuju Malaka terjadi. Selain
mencari daerah baru, migrasi ini bertujuan untuk pengembangan ekonomi.
Migrasi ini memanfaatkan jalur sungai Rokan, Riau, dan menyeberang ke
Malaka.
“Malaka
saat itu kan gerbang utama menuju Semenanjung Malaya (Malaysia saat
ini). Rata-rata orang Minang ini mendiami Negeri Sembilan dan Johor Baru
untuk mengembangkan budaya, termasuk kuliner,” kata M Nur
Hal
ini, katanya, diperkuat dari sejumlah catatan Syech Burhanudin–ulama
pembawa ajaran tareqat satariyah ke Sumbar–yang menuliskan bahwa rendang
pada awalnya menggunakan daging yang tergolong tidak halal. Sejak Islam
masuk, dimulai sejak abad ke-13 dan sempurna pada abad ke-16, endang
mulai mengalami perubahan, terutama dari daging yang digunakan sebagai
bahan utama. Daging kerbau, kambing, sapi, menjadi pilihan utama untuk
membuat rendang daging.