belakang
rumahnya, Derli Grimm membungkuk dan mengambil air dari sumur dan
memasukkannya ke dalam sebuah tabung hitam. Seperti orang-orang di salah
satu kota kecil Brazil itu, Grimm, 19, percaya bahwa sesuatu di dalam
air memiliki khasiat mineral tertentu. Air itu menyebabkan kota kecil
memiliki penduduk kembar.
“Ini memang sulit dijelaskan secara ilmiah,”kata Grimm, yang juga punya
saudara kembar. Para ahli genetik tidak setuju dengan pendapat itu,
tapi mereka sulit menjelaskan kenapa di wilayah seluas setengah mil
bisa terdapat 38 pasang kembar dari 80 keluarga.
Selama satu dekade, misteri itu tetap hidup dan mengundang perhatian
para ilmuwan dan telah dituliskan dalam banyak buku. Para penduduk
lokal juga tak begitu antusias misteri itu bisa dibuktikan secara
ilmiah. Mereka menikmati keadaan itu sebab kota mereka jadi terkenal ke
seluruh dunia dan mengundang minat turis untuk berkunjung.
Para peneliti meyakini kemungkinan Josef Mengele, Ahli Kejiwaan yang
dijuluki Malaikat Kematian terlibat di dalam misteri tersebut. Menurut
cerita Penduduk lokal Mengele di tahun 1960-an pernah hidup di kota itu
sebagai seorang dokter hewan. Anehnya sejak saat itu dimulailah
ledakan manusia kembar. Dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun
kemarin, seorang jurnalis Argentina, Jorge Camarasa, menuliskan bahwa
Mengele mengadakan eksperimen dengan perempuan local yang menghasilkan
bayi kembar dengan rambut pirang dan mata berwarna terang.
Eksperimen itu menurut penduduk lokal mungkin melibatkan jenis narkoba
baru atau inseminasi cerdas yang menurut Mengele berhubungan dengan
Sapi dan manusia. Meskipun begitu Camarasa atau pengamat lain tetap
tidak bisa membuktikan teori pelarian Nazi tersebut. Mengele yang mati
di Brasil 1979 justru terkenal dengan eksperimen maut pada pasangan
kembar di Auschwitz.
“Orang-orang berspekulasi tentang Mengele agar buku-bukunya laku terjual,”kata Paulo Sauthier, seorang sejarawan yang mengelola musem.
“Orang-orang berspekulasi tentang Mengele agar buku-bukunya laku terjual,”kata Paulo Sauthier, seorang sejarawan yang mengelola musem.
Sebuah papan tanda di kota Cândido Godói berbunyi: “Kota Taman dan
Negeri Kembar.” Lebih dari 80% dari 6.700 penduduk kota itu adalah
keturunan Jerman. Mereka mulai tiba di sana pada perang dunia I,
tergiur akan tanah yang murah, iklan bertani yang cocok dan insentif
dari pemerintah Brasil.
Sekitar 300 kembar terpusat di perkampungan Sao Pedro, bagian dari kota
Cândido Godói, tempat bermukim Grimms. Sauthier, seorang kembar, lahir
di sana pada 1964. Ibunya, berasal dari salah satu delapan keluarga
asli yang bermukim di Sao Pedro pada 1918. Meski hingga hari ini mereka
masih terisolasi dengan dunia lain, penduduk local menggunakan dialek
Jerman untuk percakapan sehari-hari.
Pada era 90-an, jumlah kelahiran bayi kembar semakin luas. Kamera televisi dari berbagai channel pun merekam keunikan di wilayah tersebut. Pemimpin local mendeklarasikan Sao Pedro sebagai kota dengan konsentrasi kembar tertinggi di dunia. Sayangnya, Guinness World Records tidak dapat mengkonfirmasikan klaim tersebut. [Sumber]
Pada era 90-an, jumlah kelahiran bayi kembar semakin luas. Kamera televisi dari berbagai channel pun merekam keunikan di wilayah tersebut. Pemimpin local mendeklarasikan Sao Pedro sebagai kota dengan konsentrasi kembar tertinggi di dunia. Sayangnya, Guinness World Records tidak dapat mengkonfirmasikan klaim tersebut. [Sumber]