Kamis, 21 Oktober 2010

DARI KAMI UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK

Oleh
Dany Agustian
Sekapur Sirih
” Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”
(Hasan Al Banna)
Mahasiswa merupakan suatu elemen yang Allah hadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan karakteristik yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun lukisan sejarah bangsa ini menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun zaman senantiasa berganti dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, ialah semangat dan idealisme mereka. Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Bahkan jikalau keringat, air mata dan jiwa mereka bisa mencerahkan peradaban negeri ini maka akan mereka antarkan itu semua dengan senyuman yang paling menawan. Menjadi sebuah kepastian bahwa intuisi dan hati kecil merekalah yang mengantarkan mereka untuk tahu kenapa dan kapan mereka harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.
Bangsa ini telah menjadi saksi bahwa peristiwa-peristiwa besar untuk melawan ketidakadilan tidak lepas dari aktor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang diwakili masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan tersebut. Kita tentu ingat founding father bangsa ini juga berasal dari kampus, bagaimana Soekarno, Muh. Hatta, Syahrir, Muh. Natsir berangkat dari dunia kampus untuk memberikan pemberontakan-pemberontakan intelektual mereka yang ingin mengangkat bangsa Indonesia dari keterpurukan.
Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk
memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Hari ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar
dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi
Persoalan korupsi yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa ini, sungguh merupakan persoalan kompleks dan multidimensial. Korupsi dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan masyarakat, mengurangi kapasitas institusi dan nilai-nilai demokrasi, moral dan keadilan serta membahayakan pembangunan berkelanjutan dan merusak aturan hukum
Bangsa ini kembali merindukan sentuhan mahasiswa yang hanya bertujuan menyumbangkan sebuah goresan pena sejarah dalam sebuah lukisan yang bernama Indonesia, sentuhan bertujuan menjawab kegelisahan batin mereka demi mewujudkan idealisme yang masih murni tanpa ada kepentingan apapun, sentuhan yang terpanggil jiwanya untuk ikut memberikan kontribusi yang nyata, karena memang itulah alasan gerakan ini Allah Hadirkan.
“ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”
(Al Ma’idah : 54)
Inilah Musuh Itu
Tsun Szu mengatakan “untuk memenangi peperangan harus mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”. Dalam konteks korupsi sebelum mahasiswa mengambil peran dalam penyelesaian permasalahan korupsi di Indonesia maka mereka harus mengenal terlebih dahulu siapa musuh kita itu (baca: korupsi).
Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Korupsi adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.
Hari ini korupsi sudah menjadi sebuah virus epidemis yang mematikan bangsa kita. Ia ibarat banjir yang telah menenggelamkan seluruh dimensi peradaban negeri ini, virus ini sudah sedemikian membumi di negara kita, dalam setiap sudut kehidupan korupsi bisa mampir dan duduk ngopi bersama kita.
Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa korupsi adalah sebuah kejahatan yang luar biasa. Hal ini dipertegas bahwa korupsi bukan hanya dilakukan oleh orang biasa yang memang membutuhkan berbagai macam harta untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya tetapi juga orang yang memiliki harta yang melimpah serta kedudukan terhormat. Korupsi sudah dilakukan dengan berbagai macam cara baik dari cara yang simpel sampai dengan cara yang sangat rumit dan sistematis sehingga sulit disentuh oleh hukum.
Selain itu korupsi hari ini sudah menyebar ke berbagai institusi di negeri ini, bahkan institusi hukum yang seharusnya menjadi dokter untuk menyembuhkan bangsa ini malah terjangkit virus epidemis ini juga. Hal ini di perparah oleh perubahan paradigma masyarakat bahwa korupsi sudah menjadi suatu yang lumrah sehingga tidak perlu ada perhatian serius terhadap virus ini.
Itulah sekelumit profil singkat musuh yang akan kita (baca:mahasiswa) hadapi. Butuh keseriusan, butuh kesungguhan, butuh pengorbanan karena sesungguhnya
“… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan. yang ada pada diri mereka sendiri….”
(Ar-Ra’d:11)
Apa Yang Bisa Kita Lakukan ?
Allah menghadirkan sebuah sebuah tantangan pasti juga dengan menghadirkan solusinya. Kalimat inilah yang seharusnya mengkonstruksi batin kita bahwa kita (baca:mahasiswa) memang dihadirkan Allah untuk menjadi kunci atas tantangan yang Allah ciptakan tersebut.
Namun kita harus sadari pula bahwa Allah juga memberikan pembatasan kapasitas peran kepada kita yang akhirnya juga merekonstruksi pemikiran kita bahwa mahasiswa bukanlah yang merubah negeri ini tapi peran mahasiswa adalah sebagai katalisator perubahan negeri yang kita cintai ini.
Setidaknya ada beberapa peran mahasiswa dalam merekonstruksi penyelesaian kasus korupsi yang ada di Indonesia.
1. Memperbaiki Tradisi Intelektual Kita
Dan Sesungguhnya kami Telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".
( An-Naml : 15)
Korupsi bukanlah sebuah musuh yang bisa dikalahkan dengan basis data yang seadanya dan dengan cara yang serampangan. Perlu basis data yang cukup agar “tembakan” kita terhadap para koruptor tidak mudah dimentahkan oleh mereka dan penggalangan opini yang masif sehingga orang-orang, baik dari lapisan bawah maupun atas menjadikan korupsi sebagai musuh bersama. Di perlukan gerakan intelektual agar kita memiliki basis data yang cukup dan tergalangnya opini diranah public. Gerakan intelektual (intellectual movement) akan terbangun di atas Trias Tradition (tiga tradisi).
Pertama, terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat pergeseran berita dan opini publik, memaksa kita untuk senantiasa membaca—kalau tidak akan tertinggal. Melalui tradisi inilah kita akhirnya bisa mendapatkan data awal ada atau tidaknya indikasi korupsi terhadap sebuah peristiwa.
Kedua, terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Diskusi akan membawa gerakan mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya—ciri khas gerakan mahasiswa. Dari kajian-kajian dalam bentuk diskusi lepas dengan mengundang para pakar guna mempertajam dengan data awal yang kita punya untuk kemudian melahirkan gagasan- gagasan dan analisa cemerlang.
Hari ini, Aktualisasi dan keakuratan data sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam mengkritisi dan bertindak. Sebagaimana kita ketahui zaman semakin maju sehingga dalam mengungkap sesuatu atau menghujam kritik harus berdasar, jelas, akurat dan terpercaya, tanpa itu sulit bagi gerakan mahasiswa dalam menyakinkan rakyat dalam menyalurkan aspirasi.
Ketiga, terbangun diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Sejak dulu sampai kini, tokoh dan intelektual bangsa Indonesia—bernotabene mantan tokoh aktivis pemuda dan mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide cemerlang, kritikan tajam dan membangun wacana dalam bentuk tulisan. Melalui tradisi inilah yang akhirnya membuat kita dapat menggalang opini mahasiswa di ranah publik. Pengiriman tulisan-tulisan kita ke media cetak lokal maupun nasional guna membangun isu ke ranah publik harus terus kita tingkatkan.
2. Memperkuat Jaringan Gerakan Kita
“ Sebuah kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”
( Ali Bin Abi Tholib)
Ketika korupsi sudah menjadi sebuah musuh bersama yang harus kita musnahkan dari negeri tercinta maka hal yang harus kita melakukan komunikasi politik dengan berbagai elemen yang ada agar bisa mengepung musuh bersama tersebut. Sebuah logika sederhana atas pertanyaan mengapa komunikasi politik antar gerakan begitu penting adalah jangan sampai cara kita untuk mengusir sebuah musuh ternyata terhalang oleh cara teman kita untuk mengusir musuh tersebut walaupun mempunyai tujuan yang sama atau bahkan perangkap yang kita gunakan untuk menangkap musuh ternyata malah membuat teman kita terjebak dalam perangkap itu sedangkan musuh yang kita targetkan malah melenggang bebas akibat buruknya komunikasi yang kita lakukan.
Setiap Gerakan mempunyai tujuan masing-masing dan kepentingan masing masing guna memusnahkan korupsi di negeri yang kita cintai ini. Untuk itulah mahasiswa ada, mahasiswa yang tidak mempunyai kepentingan selain membuat negeri ini tersenyum dihadirkan Allah untuk menyempurnakan “puzzle” gerakan masyarakat sehingga gerakan masyarakat ini bisa menyamakan persepsinya untuk melawan musuh bersama yang bernama korupsi
3. Menguatkan Gerakan Jalanan Kita
Dan mereka berkata:"Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami Telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
(Al-Ahzab 67-68)
Gerakan mahasiswa adalah gerakan moral sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai “social control”. Ketika berbagai pimpinan kita sudah melakukan penyimpangan-penyimpangan yang mengarah kepada tidakan korupsi maka menjadi sebuah kepastian bagi kita (baca: mahasiswa) hari ini untuk kembali menyerukan nilai-nilai kebenaran dihadapan mereka. Aksi-Aksi Jalanan mahasiswa merupakan cara yang masih sangat efektif untuk memberikan pressure kepada berbagai institusi pemerintahan di negeri ini sehingga pemerintah kembali kepada “rel” nya sehingga menuju Indonesia yang bersih dari korupsi bukan sebuah angan-angan semata.
Dari Mana Kita Mulai?
Inilah pertanyaan yang harus kita (baca: Mahasiswa) jawab. Namun hari ini Allah telah menghadirkan sebuah momentum yang bisa membuat kita bisa memulai membersihkan negeri ini dari tindakan virus epidemis ini (baca:Korupsi). Kasus Bank Century adalah momentum yang Allah hadirkan untuk membuat kita tersadar siapa musuh kita yang sesungguhnya seraya mempertegas bahwa korupsi memang harus diselesaikan sekarang juga. Menjadi sebuah kepastian bahwa kasus Bank Century seharusnya membuat seluruh komponen negeri ini mengambil perannya masing-masing begitu juga dengan mahasiswa. Dengan momentum ini disertai tiga peran yang telah dipaparkan sebelumnya sesungguhnya bisa menjawab pertanyaan “apa yang bisa mahasiswa lakukan untuk menyelesaikan kasus korupsi di Indonesia”
Sebuah Penutup
Perbaikilah Dirimu Dan Serulah Orang Lain
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
( Ali Imron:110)
Inilah tugas pokok mahasiswa, menyeru segala komponen pemerintahan dan masyarakat kepada sebuah kebaikan. Menyerukan segala komponen pemerintahan dan masyarakat untuk memerangi korupsi juga merupakan bagian dari sebuah kebaikan. Namun, ada sebuah hal yang terkadang dilupakan oleh mahasiswa bahwa sesungguhnya Tauladan dari mahasiswa juga merupakan bagian yang tidak bisa kita pisahkan dari proses perbaikan negeri. Sehingga sudah selayaknya sebelum menyerukan orang lain untuk tidak melakukan praktek korupsi maka mahasiswa juga harus menjauhkan diri dari perbuatan korupsi pula. Sistem contek-mencontek, Plagiat tugas, mark-up dana di proposal kegiatan merupakan sebuah hal yang sedikit demi sedikit harus mulai dikurangi karena dengan itulah akhirnya sedikit demi sedikit negeri ini menjadi negeri yang bebas dari korupsi karena generasi mudanya telah belajar untuk menjauhi praktek-praktek kotor bernama korupsi.
http://penaksi.blogspot.com/

Photobucket
Free Counter
Photobucket