Oleh
Dany Agustian
Sekapur Sirih
”
Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala
kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya,
semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal
dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni
iman, ikhlas, semangat, dana amal merupakan karekter yang melekat pada
diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang
menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat
adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang
kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh
karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar
kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia
kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar
panji-panjinya.”
(Hasan Al Banna)
Mahasiswa merupakan suatu elemen yang Allah hadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan karakteristik yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun lukisan sejarah bangsa ini menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun zaman senantiasa berganti dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, ialah semangat dan idealisme mereka. Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Bahkan
jikalau keringat, air mata dan jiwa mereka bisa mencerahkan peradaban
negeri ini maka akan mereka antarkan itu semua dengan senyuman yang
paling menawan. Menjadi sebuah kepastian bahwa intuisi dan hati kecil
merekalah yang mengantarkan mereka untuk tahu kenapa dan kapan mereka harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.
Bangsa ini telah menjadi saksi bahwa peristiwa-peristiwa besar untuk melawan ketidakadilan tidak
lepas dari aktor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang
diwakili masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi
penggagas utama dalam setiap perubahan tersebut.
Kita tentu ingat founding father bangsa ini juga berasal dari kampus,
bagaimana Soekarno, Muh. Hatta, Syahrir, Muh. Natsir berangkat dari
dunia kampus untuk memberikan pemberontakan-pemberontakan intelektual mereka yang ingin mengangkat bangsa Indonesia dari keterpurukan.
Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya, untuk
memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Hari ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi
memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir. Hari ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi
Persoalan
korupsi yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa ini,
sungguh merupakan persoalan kompleks dan multidimensial. Korupsi
dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan masyarakat, mengurangi
kapasitas institusi dan nilai-nilai demokrasi, moral dan keadilan serta
membahayakan pembangunan berkelanjutan dan merusak aturan hukum
Bangsa ini kembali merindukan sentuhan mahasiswa yang hanya bertujuan menyumbangkan sebuah goresan pena sejarah dalam sebuah lukisan yang bernama Indonesia, sentuhan bertujuan menjawab kegelisahan batin mereka demi mewujudkan idealisme yang masih murni tanpa ada kepentingan apapun, sentuhan yang terpanggil jiwanya untuk ikut memberikan kontribusi yang nyata, karena memang itulah alasan gerakan ini Allah Hadirkan.
“
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi
Maha Mengetahui.”
(Al Ma’idah : 54)
Inilah Musuh Itu
Tsun Szu mengatakan “untuk
memenangi peperangan harus mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”.
Dalam konteks korupsi sebelum mahasiswa mengambil peran dalam
penyelesaian permasalahan korupsi di Indonesia maka mereka harus
mengenal terlebih dahulu siapa musuh kita itu (baca: korupsi).
Pengertian
korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Korupsi adalah perbuatan setiap
orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara.
Hari
ini korupsi sudah menjadi sebuah virus epidemis yang mematikan bangsa
kita. Ia ibarat banjir yang telah menenggelamkan seluruh dimensi
peradaban negeri ini, virus ini sudah sedemikian membumi di negara
kita, dalam setiap sudut kehidupan korupsi bisa mampir dan duduk ngopi
bersama kita.
Ilustrasi
diatas menggambarkan bahwa korupsi adalah sebuah kejahatan yang luar
biasa. Hal ini dipertegas bahwa korupsi bukan hanya dilakukan oleh
orang biasa yang memang membutuhkan berbagai macam harta untuk
mencukupi kebutuhan sehari-harinya tetapi juga orang yang memiliki
harta yang melimpah serta kedudukan terhormat. Korupsi sudah dilakukan
dengan berbagai macam cara baik dari cara yang simpel sampai dengan
cara yang sangat rumit dan sistematis sehingga sulit disentuh oleh
hukum.
Selain
itu korupsi hari ini sudah menyebar ke berbagai institusi di negeri
ini, bahkan institusi hukum yang seharusnya menjadi dokter untuk
menyembuhkan bangsa ini malah terjangkit virus epidemis ini juga. Hal
ini di perparah oleh perubahan paradigma masyarakat bahwa korupsi sudah menjadi suatu yang lumrah sehingga tidak perlu ada perhatian serius terhadap virus ini.
Itulah
sekelumit profil singkat musuh yang akan kita (baca:mahasiswa) hadapi.
Butuh keseriusan, butuh kesungguhan, butuh pengorbanan karena
sesungguhnya
“… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan. yang ada pada diri mereka sendiri….”
(Ar-Ra’d:11)
Apa Yang Bisa Kita Lakukan ?
Allah
menghadirkan sebuah sebuah tantangan pasti juga dengan menghadirkan
solusinya. Kalimat inilah yang seharusnya mengkonstruksi batin kita
bahwa kita (baca:mahasiswa) memang dihadirkan Allah untuk menjadi kunci
atas tantangan yang Allah ciptakan tersebut.
Namun
kita harus sadari pula bahwa Allah juga memberikan pembatasan kapasitas
peran kepada kita yang akhirnya juga merekonstruksi pemikiran kita
bahwa mahasiswa bukanlah yang merubah negeri ini tapi peran mahasiswa
adalah sebagai katalisator perubahan negeri yang kita cintai ini.
Setidaknya ada beberapa peran mahasiswa dalam merekonstruksi penyelesaian kasus korupsi yang ada di Indonesia.
1. Memperbaiki Tradisi Intelektual Kita
Dan
Sesungguhnya kami Telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".
( An-Naml : 15)
Korupsi
bukanlah sebuah musuh yang bisa dikalahkan dengan basis data yang
seadanya dan dengan cara yang serampangan. Perlu basis data yang cukup
agar “tembakan” kita terhadap para koruptor tidak mudah dimentahkan
oleh mereka dan penggalangan opini yang masif sehingga orang-orang,
baik dari lapisan bawah maupun atas menjadikan korupsi sebagai musuh
bersama. Di perlukan gerakan intelektual agar kita memiliki basis data
yang cukup dan tergalangnya opini diranah public. Gerakan intelektual
(intellectual movement) akan terbangun di atas Trias Tradition (tiga
tradisi).
Pertama,
terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu
sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat
pergeseran berita dan opini publik, memaksa kita untuk senantiasa
membaca—kalau tidak akan tertinggal. Melalui tradisi inilah kita
akhirnya bisa mendapatkan data awal ada atau tidaknya indikasi korupsi
terhadap sebuah peristiwa.
Kedua,
terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Diskusi akan
membawa gerakan mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan
terpercaya—ciri khas gerakan mahasiswa. Dari kajian-kajian dalam bentuk
diskusi lepas dengan mengundang para pakar guna mempertajam dengan data
awal yang kita punya untuk kemudian melahirkan gagasan- gagasan dan
analisa cemerlang.
Hari
ini, Aktualisasi dan keakuratan data sangat penting bagi gerakan
mahasiswa dalam mengkritisi dan bertindak. Sebagaimana kita ketahui
zaman semakin maju sehingga dalam mengungkap sesuatu atau menghujam
kritik harus berdasar, jelas, akurat dan terpercaya, tanpa itu sulit
bagi gerakan mahasiswa dalam menyakinkan rakyat dalam menyalurkan
aspirasi.
Ketiga, terbangun
diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Sejak dulu sampai kini,
tokoh dan intelektual bangsa Indonesia—bernotabene mantan tokoh aktivis
pemuda dan mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide
cemerlang, kritikan tajam dan membangun wacana dalam bentuk tulisan.
Melalui tradisi inilah yang akhirnya membuat kita dapat menggalang
opini mahasiswa di ranah publik. Pengiriman tulisan-tulisan kita ke
media cetak lokal maupun nasional guna membangun isu ke ranah publik
harus terus kita tingkatkan.
2. Memperkuat Jaringan Gerakan Kita
“ Sebuah kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”
( Ali Bin Abi Tholib)
Ketika
korupsi sudah menjadi sebuah musuh bersama yang harus kita musnahkan
dari negeri tercinta maka hal yang harus kita melakukan komunikasi
politik dengan berbagai elemen yang ada agar bisa mengepung musuh
bersama tersebut. Sebuah logika sederhana atas pertanyaan mengapa
komunikasi politik antar gerakan begitu penting adalah jangan sampai
cara kita untuk mengusir sebuah musuh ternyata terhalang oleh cara
teman kita untuk mengusir musuh tersebut walaupun mempunyai tujuan yang
sama atau bahkan perangkap yang kita gunakan untuk menangkap musuh
ternyata malah membuat teman kita terjebak dalam perangkap itu
sedangkan musuh yang kita targetkan malah melenggang bebas akibat
buruknya komunikasi yang kita lakukan.
Setiap
Gerakan mempunyai tujuan masing-masing dan kepentingan masing masing
guna memusnahkan korupsi di negeri yang kita cintai ini. Untuk itulah
mahasiswa ada, mahasiswa yang tidak mempunyai kepentingan selain
membuat negeri ini tersenyum dihadirkan Allah untuk menyempurnakan
“puzzle” gerakan masyarakat sehingga gerakan masyarakat ini bisa
menyamakan persepsinya untuk melawan musuh bersama yang bernama korupsi
3. Menguatkan Gerakan Jalanan Kita
Dan
mereka berkata:"Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami Telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka
azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
(Al-Ahzab 67-68)
Gerakan mahasiswa adalah gerakan moral sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai “social control”.
Ketika berbagai pimpinan kita sudah melakukan penyimpangan-penyimpangan
yang mengarah kepada tidakan korupsi maka menjadi sebuah kepastian bagi
kita (baca: mahasiswa) hari ini untuk kembali menyerukan nilai-nilai
kebenaran dihadapan mereka. Aksi-Aksi Jalanan mahasiswa merupakan cara
yang masih sangat efektif untuk memberikan pressure
kepada berbagai institusi pemerintahan di negeri ini sehingga
pemerintah kembali kepada “rel” nya sehingga menuju Indonesia yang
bersih dari korupsi bukan sebuah angan-angan semata.
Dari Mana Kita Mulai?
Inilah
pertanyaan yang harus kita (baca: Mahasiswa) jawab. Namun hari ini
Allah telah menghadirkan sebuah momentum yang bisa membuat kita bisa
memulai membersihkan negeri ini dari tindakan virus epidemis ini
(baca:Korupsi). Kasus Bank Century adalah momentum yang Allah hadirkan
untuk membuat kita tersadar siapa musuh kita yang sesungguhnya seraya
mempertegas bahwa korupsi memang harus diselesaikan sekarang juga.
Menjadi sebuah kepastian bahwa kasus Bank Century seharusnya membuat
seluruh komponen negeri ini mengambil perannya masing-masing begitu
juga dengan mahasiswa. Dengan momentum ini disertai tiga peran yang
telah dipaparkan sebelumnya sesungguhnya bisa menjawab pertanyaan “apa
yang bisa mahasiswa lakukan untuk menyelesaikan kasus korupsi di
Indonesia”
Sebuah Penutup
Perbaikilah Dirimu Dan Serulah Orang Lain
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.”
( Ali Imron:110)
Inilah
tugas pokok mahasiswa, menyeru segala komponen pemerintahan dan
masyarakat kepada sebuah kebaikan. Menyerukan segala komponen
pemerintahan dan masyarakat untuk memerangi korupsi juga merupakan
bagian dari sebuah kebaikan. Namun, ada sebuah hal yang terkadang
dilupakan oleh mahasiswa bahwa sesungguhnya Tauladan dari mahasiswa
juga merupakan bagian yang tidak bisa kita pisahkan dari proses
perbaikan negeri. Sehingga sudah selayaknya sebelum menyerukan orang
lain untuk tidak melakukan praktek korupsi maka mahasiswa juga harus
menjauhkan diri dari perbuatan korupsi pula. Sistem contek-mencontek,
Plagiat tugas, mark-up dana di proposal kegiatan merupakan sebuah hal
yang sedikit demi sedikit harus mulai dikurangi karena dengan itulah
akhirnya sedikit demi sedikit negeri ini menjadi negeri yang bebas dari
korupsi karena generasi mudanya telah belajar untuk menjauhi
praktek-praktek kotor bernama korupsi.
http://penaksi.blogspot.com/