Jumat, 01 Oktober 2010

Duka bagi Bangsa Indonesia di Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2010

Tepat hari ini, tanggal 1 Oktober 2010 kembali kita bangsa Indonesia merayakan sebuah acara yang bisa dikatakan sekedar seremonial kenegaraan yang dikenal dengan Hari Kesaktian Pancasila, yang udah 45 tahun di rayain turun-temurun oleh bangsa kita sejak pemberontakan G30S/PKI. Dan, apa emang saat ini Pancasila itu masih sakti? Seperti-nya sih tidak !!!. Terlepas dari makna kesaktian Pancasila itu sendiri.
Kalau menurut ane saat ini (CMIIW), ternyata Pancasila itu sedang sakit keras bahkan juga mungkin sedang sedih dengan keadaan yang lagi terjadi di negara kita ini. Kalau kita telusuri dan pelajari, tiap isi dari Pancasila memiliki makna yang sangat dalam kalau emang kita menghayati-nya apalagi kalau emang kita ngelaksanain-nya sesuai dengan yang dirumusin oleh pahlawan-pahlawan bangsa di tahun 45 dulu, tapi kenyataan-nya saat ini, semua itu non sense, semua itu bohong, dan bahwa hampir seluruh komponen bangsa ini, ya pemerintahnya, ya rakyatnya juga tidak berjalan di atas dasar negara yaitu Pancasila yang seharusnya.

Kalau kita mencoba mengkonfrontasikan isi dari Pancasila itu sendiri dengan keadaan pada saat ini, maka kita akan menemukan banyak sekali kejanggalan-kejanggalan.
Ketuhanan Yang Maha Esa

Ya, benar bangsa ini bisa dikatakan sebagai bangsa beragama, bangsa yang percaya akan satu Tuhan. Tapi apa semua itu menjamin kehidupan beragama di Indonesia ini baik, ternyata tidak. Masih ada yang menganggap bahwa hanya agama-nya atau Tuhan-nya saja yang paling benar, dan dengan mudah-nya menyalahkan agama lain-nya bahkan kalau bisa menghancurkannya, padahal kalau di tarik satu garis lurus, semua berujung pada satu Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak ada satu agamapun di dunia ini, apalagi di Indonesia ini yang bisa menjamin bahwa hanya agama tertentu saja yang benar, dan Tuhan-nya yang benar. Tapi itu lah fakta yang terjadi saat ini.

Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Bahwa Kemanusiaan Yang Adil itu adalah suatu bentuk tindakan yang seharus-nya benar terhadap keseimbangan yang hakiki atas semua aspek-aspek yang berhubungan dengan kemanusiaan. Dan Kemanusiaan Yang Beradab itu adalah kulturalisasi bangsa yang memiliki sifat menghargai sesama, memiliki budi bahasa yang halus dan tidak kasar, dan bisa menerima perbedaan-perbedaan yang ada disekitar kita.

Tetapi, kita bisa pastikan bahwa kemanusiaan yang adil di Indonesia ini hampir menuju ke persentase 0%, karena masih banyak sekali pemaksaan-pemaksaan kehendak yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung-jawab dan penekanan-penekanan secara fisik dan moral terhadap yang lemah tidak ubah-nya seperti di hutan. Dan sial-nya banyak dari kita hanya tutup mata melihat ketidakadilan itu.

Bagaimana dengan kemanusiaan yang beradab?. Setiap orang mengaku-ngaku, berkoar-koar bahwa dia adalah manusia beradab; manusia yang tahu sopan santun; manusia yang tahu etika; dan manusia yang bisa menghargai sesamanya; makhluk yang paling tinggi derajat-nya dari makhluk apapun di dunia ini. Tapi, kenyataan-nya tidak sama sekali, bahkan banyak diantara kita yang dengan tega menghina dan menginjak-injak keberadaban dan hak asasi orang lain.
Persatuan Indonesia

Saat ini masih begitu banyak-nya perpecahan-perpecahan diantara bangsa sendiri, hanya karena masalah kepentingan segelintir orang dan golongan dan ini mengakibatkan kegelisahan bagi seluruh rakyat, mereka merasa jadi korban ketika orang-orang dan golongan-golongan tersebut berperang satu sama lain, saling membenarkan kepentingan-nya masing-masing. Sepertinya Persatuan Indonesia itu sedang rapuh, yang gampang pecah kapan saja. Apa masih kurang Timor Leste yang sudah terpisah dari Indonesia? Aku tidak bisa membayangkan jika seandainya, Nanggroe Aceh Darussalam, Papua, Maluku pada akhirnya harus lepas juga dari bumi nusantara ini.
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Apakah saat ini suara rakyat sudah didengarkan oleh petinggi-petinggi, yang kebanyakan bisa duduk disitu karena uang? Bukan karena dia, atau mereka memiliki hikmat kebijaksanaan yang sesungguhnya. Bahkan bukan tidak mungkin lebih bodoh dari aku, kamu, atau kita. Bagaimana Indonesia ini bisa memimpin rakyat-nya, kalau faktor kelicikan masih membayang-bayangi setiap keputusan-keputusan yang diambil yang secara hakiki berhubungan langsung dengan nasib rakyat?
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemiskinan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran, rakyat yang makan nasi aking, antrian minyak tanah, penggusuran di-mana-mana, berbanding terbalik dengan rumah-rumah megah yang berdiri dengan angkuh-nya, mobil-mobil mewah yang berseliweran di jalanan Indonesia, dan mall-mall sebagai ajang pamer gengsi, apakah ini yang dinamakan keadilan sosial? apakah keadilan sosial itu sudah terpenuhi? atau-kah kita yang salah mengartikan arti yang sebenar-nya dari keadilan sosial? 
Jadi sekarang kita yang harus memutuskan apakah hari ini, tepat tanggal 1 Oktober 2010 bisa dikatakan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, atau Hari Kesakitan Pancasila

Silahkan menjawab dengan pikiran dan opini kita sendiri, tidak ada pemaksaan dalam hal ini, semuanya hanya wacana saja, tapi sebaiknya ini tidak hanya di otak kita saja, tapi kita harus laksanakan, kita harus hargai, dan kita harus buktikan bahwa emang kita bangsa yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara kita Indonesia.  
Duka bagi Nusantara, Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia tidak hentinya saat ini kembali berduka, sang maha sekiranya kami mengerti apa dosa Bangsa ini? Sebegitu berdosanya kah bangsa ini? Hingga tiap waktu yg berputar harus kembali menemui kedukaan.

Musibah & bencana tiada henti menyambangi Bangsa yg besar yg bernama Indonesia. Gempa Sumbar setahun yg lalu dan belum hilang dari ingatan (dan juga gempa susulan diberbagai daerah), banjir bandang Mandailing Natal.

Dalam waktu + 2 minggu ini kebakaran di beberapa daerah melanda hutan & gunung. Untuk Jakarta sendiri sedang tercekam oleh kekerasan antar golongan. Satu sisi lg berbagai media menggambarkan sifat kerakusan & ketamakan manusia, mulai dari korupsi, kisruh kepentingan, dagelan politik, perusakan alam, kesenjangan sosial ekonomi (kemiskinan bahkan kelaparan) & berbagai sorotan yg membuat miris.

Setimpal kah berbagai kerakusan & ketamakan segelintir manusia di negeri ini dengan fenomena alam yg terjadi? Ya dan PANTAS ALAM MULAI MURKA...
Jangan kambing hitamkan gempa dengan kajian ilmiah.. Tapi kajilah dengan agama-mu (apapun agamamu) kajilah dengan nilai luhur budayamu (apapun suku & budayamu), TANYA KENAPA KEMURKAAN ALAM INI TERJADI, bacalah... Situasi kondisi ruang waktu dimensi yang terjadi di Bangsa ini...

Sebuah Bangsa yg besar yg murung...
Sebuah Bangsa yg besar yg mundur...
Sebuah Bangsa yg besar yg bodoh...
Sebuah bangsa yg besar yg tak beradab...
Dan lain2nya...
PANTASKAH KITA SEBAGAI BANGSA YG BESAR MENYANDANG ITU SEMUA..!!!

Ayolah.. kita sadari alam pun mencatat atas kerakusan & ketamakan yg terjadi, Tuhan yg maha esa mempunyai kehendak atas semua yg terjadi..

Innalillahi wa innalilaihi rojiun..
Atas duka bangsa ini, untuk semua sahabat beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, semua suku yg ada dalam kebhinekaan ayo kita renungkan dengan kepercayaan masing-masing doakan agar bangsa ini terlepas dari musibah dan bencana, untuk sebuah Bangsa yg besar yg bernama Indonesia

Saya mengajak para sahabat kaskus untuk merenungi semua yg terjadi di Negara kita Bangsa yg kita cintai..
Memang terdengar naif & seakan saya terlalu sempurna & bijak untuk ajakan ini..
Atas dasar kecintaan tanah air dan Bangsa Indonesia, perenungan ini saya persembahkan..
Semoga kesadaran dari hati yg terdalam menjadikan kita sebagai manusia yg penuh syukur dan menghargai sebuah bangsa yg besar yg bernama Indonesia, semoga Allah swt Tuhan yg maha esa meridhoi perenungan ini...
Wallahuallam...

Photobucket
Free Counter
Photobucket