Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani
"Celakanya para menteri juga mengambil irama dan gerak yang sama," kata Sekjen Gerindra.
Sekretaris Jenderal DPP Gerindra Ahmad
Muzani menilai perjalanan setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) jilid kedua ini masih diwarnai gaya politik pencitraan.
"Celakanya para menteri juga mengambil irama dan gerak yang sama," kata Muzani dalam diskusi bertajuk 'Evaluasi Setahun Pemerintahan SBY-Boediono', di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 22 Oktober 2010.
Pada akhirnya, kata dia, hal ini melemahkan terobosan para menteri dalam bekerja. Dalam beberapa persoalan, tambah Muzani, para menteri juga terkesan menunggu petunjuk presiden.
"Celakanya para menteri juga mengambil irama dan gerak yang sama," kata Muzani dalam diskusi bertajuk 'Evaluasi Setahun Pemerintahan SBY-Boediono', di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 22 Oktober 2010.
Pada akhirnya, kata dia, hal ini melemahkan terobosan para menteri dalam bekerja. Dalam beberapa persoalan, tambah Muzani, para menteri juga terkesan menunggu petunjuk presiden.
"Misalnya, insiden di perairan Tanjung Barikat beberapa waktu lalu,"
kata dia. Saat itu, kapal aparat kepolisian Diraja Malaysia bisa masuk
wilayah perairan Indonesia dan tak ada menteri yang berani ambil alih
peran sebagai penanggung jawab perbatasan laut. Dia menilai antara
menteri malah terkesan saling lempar untuk menyelesaikan masalah ini.
Kasus lain, sambungnya, dalam mengatasi bencana di Wasior, Papua Barat. Pemerintah, kata dia, terkesan lamban dan koordinasi di lapangan seakan tidak ada. "Ini membingungkan masyarakat dan ini saya kira problem yang serius," kata Muzani.
Menurut Muzani, masyarakat harus menagih janji parpol-parpol yang tergabung dalam koalisi. "Karena menurut saya ketika mereka bertekad untuk mendukung presiden, harusnya sudah paham segalanya mengenai program presiden," kata dia.
Kasus lain, sambungnya, dalam mengatasi bencana di Wasior, Papua Barat. Pemerintah, kata dia, terkesan lamban dan koordinasi di lapangan seakan tidak ada. "Ini membingungkan masyarakat dan ini saya kira problem yang serius," kata Muzani.
Menurut Muzani, masyarakat harus menagih janji parpol-parpol yang tergabung dalam koalisi. "Karena menurut saya ketika mereka bertekad untuk mendukung presiden, harusnya sudah paham segalanya mengenai program presiden," kata dia.
Saat menteri ketahuan minim inovasi, sambung Muzani, partai politik
asal harusnya menyadari ada keterbatasan kualitas kader mereka. "Tapi
saya lihat itu tak ada," kata Muzani.
Peringatan satu tahun SBY-Boediono yang jatuh 20 Oktober lalu
diwarnai aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah RI dan dipusatkan di
Jakarta. Peringatan ini juga diwarnai isu perombakan kabinet atau
reshuffle sejumlah menteri. (sj)
• VIVAnews
Sumber: http://politik.vivanews.com/news/read/184446--pemerintah-masih-pakai-gaya-pencitraan-