Sebagai
Managing Director di Wolrd Bank, prestasi kerja Sri Mulyani di Bank
Dunia ternyata tidak sebaik yang diharapkan. Terbukti, dari segi leadership, analisa,
konsep, administrasi managerial dan kinerjanya, prestasi Sri Mulyani
Indrawati (SMI) kalah di bawah Direktur Eksekutif yang lain yakni
adalah Ngozi Okonjo-Iweala ( dari Nigeria ) dan Graeme Wheeler (
dari New Zealand ) yang segera digantikan oleh Mahmoud Mohieldin
(dari Mesir).
‘’ Saya menduga,
barangkali itulah alasan sebenarnya mengapa Sri Mulyani ingin kembali
ke Indonesia, karena di World Bank dia mungkin tidak kerasan lagi
lantaran kalah wibawa dan prestasi dengan para managing director
lainnya. Kalau di sini kan banyak media yang mudah membesar-besarkannya,’’ kata seorang ekonom UI yang enggan disebut namanya.
Terbetik
berita dari sumber yang sangat bisa dipercaya di World Bank
Washington DC, bahwa ternyata Prestasi dan kemampuannya jauh dibawah
dua (2) Managing Director Bank Dunia yang sejajar dengannya ( di Bank
Dunia ada tiga (3) Managing Director ( MD ), dua (2) Senior Vice
President dan tiga (3) Vice President yang kedudukannya sejajar dan
dua (2) Vice President yang merupakan staf dari Robert Zoellick,
President Bank Dunia ).
Ada pun dua
(2) MD yang lain adalah Ngozi Okonjo-Iweala ( dari Nigeria ) dan
Graeme Wheeler ( dari New Zealand ) yang segera digantikan oleh
Mahmoud Mohieldin ( dari Mesir ).
Berita
tersebut tentu tidak kami percayai begitu saja dan mendorong kami
untuk mengetahui lebih jauh tentang para MD lain dari Bank Dunia yang
prestasinya diatas Sri Mulyani.
Dr
Ngozi Okonjo-Iweala dari Nigeria ,yang ditunjuk menjadi Menteri
Keuangan ( 2003 ) dan Menteri Luar Negeri Nigeria ( 2006 ) ternyata
lulus S1 dari Harvard University USA dengan predikat Magna Cum Laude
1977 dan mendapatkan gelar PhD dari Massachusetts Institut of
Technology ( MIT ) dalam Ekonomi Regional dan Pembangunan . Ayahnya
seorang Profesor Ekonomi ( Chukuka Okonjo ) yang mendalami Statistik
Matematik dan menjadi anggota dari Asosiasi Matematik Jerman. Putri
sulungnya , Onyinye Iweala , lulus PhD dari Harvard University USA
dalam bidang Experimental Pathology tahun 2008 dan Harvard Medical
School tahun 2010.
Sebelum
ditunjuk menjadi Menteri Keuangan Nigeria 2003 , DR Ngozi
Okonjo-Iweala adalah Vice President dan Corporate Secretary Bank
Dunia. Dia juga mendapat penghargaan sebagai Global Finance Minister
of the Year 2005 dari Majalah Euromoney dan juga penghargaan dari Financial Times/The Banker
2005. Dia mendapat 5 buah gelar Doctor Honoris Causa dari Perguruan
Tinggi di USA ( 3 buah ), Irlandia ( 1 buah ) dan Jamaica ( 1 buah ).
Dengan
sederet prestasi dan pengalaman kerja yang seperti itu sangatlah
mudah dimengerti bahwa prestasi kerjanya sebagai Managing Director
Bank Dunia jauh diatas Sri Mulyani Indrawati (SMI), walaupun SMI juga
pernah menjadi Direktur Eksekutif IMF Asia Tenggara ( 2002-2004) ,
Menteri/Kepala Bappenas ( 2004-2005) dan Menteri Keuangan ( 2005-2010
), dan hanya pernah mendapat penghargaan dari majalah Euromoney Asia, bukan Euromoney (yang kelas dunia internasonal-red).
‘’ Kita sudah mendengar dari sahabat yang bekerja di Bank Dunia, dari segi leadership, analisa,
konsep, administrasi managerial dan kinerjanya, di World Bank Sri
Mulyani yang lulusan Illinois itu, ternyata kalah berat dibanding
Ngozi Okonjo-Iweala yang lulusan Harvard dan MIT,’’ kata Ir.Abdulrachim,
alumnus ITB dan aktivis gerakan mahasiswa 1977-78 yang juga peneliti
ekonomi di Komite Bangkit Indonesia.
Hal ini kalau dibandingkan
dengan Sri Mulyani justru bertentangan sekali. Pada waktu menjadi
Menteri Keuangan selama 4 tahun 7 bulan , Sri Mulyani (Doktor Ilmu
Ekonomi lulusan Universitas Illinois, AS) malahan membuat tambahan
hutang RI besar sekali, sekitar Rp 400 Trilyun ( $ 36 Milyard ) , jauh
lebih besar dari separoh hutang luar negeri RI yang dibuat Orde
Baru selama 32 tahun sampai dengan Maret 98 ( $ 65,57 Milyard ,
berarti separohnya sama dengan $ 32,785 Milyard ).
Hal
ini sangat memprihatinkan , karena akan sangat membebani Negara RI
selama puluhan tahun , dan akan sangat menguntungkan negara-negara
kreditor yang akan terus menerus mendapatkan kekuatan untuk mendikte
ekonomi Indonesia ke depan. Di sinilah sangat terlihat bagaimana
rendahnya rasa Nasionalisme Sri Mulyani dan dapat dipertanyakan
kesetiaannya kepada bangsa dan negara. Betapa jauh bedanya dengan
kesetiaan Dr Ngozi Okonja-Iweala kepada bangsa dan negaranya, Nigeria.
Itulah ”hipokrisi politik imagologi” Sri Mulyani yang berbuat
skandal Century: sudah membebani rakyat kita dengan utang luar negeri
dan prestasinya buruk di World Bank, masih juga membuat situs
‘’srimulyani.net” yang dikelola koleganya untuk ”mencuci dosa dan
membersihkan citra” dirinya, yang sebenarnya justru menambah beban
masalah bagi bangsa kita dan dirinya sendiri pula.
Sumber : http://menujuhijau.blogspot.com/2010/10/sri-mulyani-gagal-di-world-bank-pengen.html