Kamis, 20 Oktober 2011

Alasan SBY Copot Fadel, Pertahankan Muhaimin dan Andi Mallarangeng

anggapan ramai muncul perihal pengumuman nama menteri baru Kabinet Indonesia Bersatu II Hasil Reshuffle yang baru saja diumumkan. Ada yang menilai sangat mengecewakan, ada yang menaruh harapan. Presiden SBY akhirnya resmi menunjuk Cicip Sutarjo menggantikan Fadel Muhammad duduk di kursi Menteri Kelautan dan Perikanan. Lalu apa yang membuat Fadel dicopot oleh SBY? Fadel sebenarnya didukung oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk tetap berada di kabinet. Atas dukungan ini, Fadel merasa bahwa posisinya akan aman dari reshuffle.
Fadel DIcopot
Namun kenyataan justru berkata lain, di internal partai berlambang beringin Fadel justru tidak mendapatkan dukungan kuat.Di internal Golkar, suara Cicip Sutarjo dan Agung Laksono justru lebih dominan dari Fadel. “Dia sebenarnya kalah di dalam Golkar sendiri. Agung dan Cicip masih memiliki posisi tawar yang kuat di Golkar,”
Tidak hanya itu, SBY sendiri dikabarkan memang tidak berkenan dengan Fadel Muhammad. Hal itu diperkuat saat Presiden SBY membatalkan rencananya untuk menutup acara Sail Belitung. Bahkan ketika hari ini Fadel ke istana, SBY pun tidak bersedia menemuinya. “Selain itu, Presiden mendapatkan surat laporan tentang Fadel. Belum jelas soal apa, laporan itu,” terang sumber tersebut.
Namun surat tersebut diduga terkait sengketa tanah UIN Syarief Hidayatullah yang menyeret nama Fadel Muhammad. Atas pencopotannya dirinya, Fadel pun sempat protes. Fadel pun heran kenapa dirinya sampai terpental dari kabinet.
Menteri Bermasalah Dipertahankan
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin masih tetap menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Bersatu II hasil reshuffle. Mereka bahkan masih tetap menduduki posisinya masing-masing. Menurut Sekretaris Negara Sudi Silalahi, tentu ada pertimbangan yang sudah dipikirkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapa tetap mempertahankan mereka.
“Pertimbangan semuanya dasarnya hukum. Proses hukum ternyata sampai sekarang tidak ada yang menyampaikan Pak Andi dan Muhaimin itu sebagai tersangka atau apa, tidak ada” kata Sudi Silalahi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 18 Oktober 2011. “Mereka masih sebatas jadi saksi dan belum ada indikasi ke arah yang lebih jauh lagi,”
Kenapa justru mereka yang tersandung masalah dibela oleh Presiden untuk dipertahankan
Kenapa justru mereka yang tersandung masalah dibela oleh Presiden untuk dipertahankan

Seperti diketahui, Menteri Andi ikut terseret kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet Sea Games XXVI di Kemenpora. Beberapa kali ia sudah mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa menjadi saksi. Begitu pun dengan Menteri Muhaimin yang terseret dugaan suap proyek PPIDT di Kemenakertran. Muhaimin juga telah diperiksa KPK, meski masih berstatus sebagai saksi.
Sudi membantah jika keputusan ini berarti SBY yakin bahwa keduanya tak akan menjadi tersangka dalam kasus korupsi di kementerian masing-masing. “Kita tidak tahu, kan itu proses hukum, kalau nanti ada proses hukum, kita sesuaikan. Tapi sejauh ini tentu ya (tidak ada),”kata dia. Terkait merosotnya pamor pemerintahan SBY karena kedua menteri ini terkait korupsi yang dilansir beberapa lembaga survei, Sudi membantahnya. Menurut dia survei tersebut tak jelas kriterianya.
“Kriterianya apa? Itu katanya-katanya, tapi kan fakta-fakta (berbeda)” ujarnya.” Tidak elok kalau kita menunjukkan ini loh fakta hasil yang dicapai, kenyataannya kita juga melihat banyak hal yang positif. Mbok mari kita syukuri, banyak hal-hal yang belum dicapai kita akui, dan itulah yang akan kita genjot selama tiga tahun,”.
Menurut pengamat politik Komaruddin Hidayat inilah bukti kabinet bentukan SBY lewat reshuffle kali ini adalah kabinet setengah presidensial, setengah parlementer. Presiden SBY sadar tak dapat mengandalkan menteri dari partai politik, tapi di sisi lain dia tersandera parpol sehingga dalam reshuffle kali ini ia tetap mengakomodir partai pendukung koalisi. Hasilnya, kabinet ‘obesitas’ — kebanyakan orang. “Dengan reshuffle ini, SBY ingin menunjukkan dia menanggapi kritik masyarakat. Tapi, tetap mengakomodir orang-orang partai. Sehingga produknya adalah kompromi,” katanya.
Dari deretan nama menteri baru yang  diumumkan, menurutnya hanya Direktur Perusahaan Listrik Negara Dahlan Iskan yang merupakan sosok profesional yang siap kerja. Mengenai nama lain, menurutnya berasal dari partai politik yang masih dipertanyakan. “Tunggu hasilnya.” Apakah reshuffle ini hanya permainan politik untuk persiapan tahun 2014 nanti atau memang kesungguhan SBY untuk membenahi kinerja pemerintahan yang jelek. [Sumber]

Photobucket
Free Counter
Photobucket