anggapan ramai muncul perihal pengumuman nama menteri baru Kabinet Indonesia Bersatu II Hasil Reshuffle
yang baru saja diumumkan. Ada yang menilai sangat mengecewakan, ada
yang menaruh harapan. Presiden SBY akhirnya resmi menunjuk Cicip Sutarjo
menggantikan Fadel Muhammad duduk di kursi Menteri Kelautan dan
Perikanan. Lalu apa yang membuat Fadel dicopot oleh SBY? Fadel
sebenarnya didukung oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk
tetap berada di kabinet. Atas dukungan ini, Fadel merasa bahwa posisinya
akan aman dari reshuffle.
Namun kenyataan justru berkata lain, di internal partai berlambang
beringin Fadel justru tidak mendapatkan dukungan kuat.Di internal
Golkar, suara Cicip Sutarjo dan Agung Laksono justru lebih dominan dari
Fadel. “Dia sebenarnya kalah di dalam Golkar sendiri. Agung dan Cicip
masih memiliki posisi tawar yang kuat di Golkar,”
Tidak hanya itu, SBY sendiri dikabarkan memang tidak berkenan dengan
Fadel Muhammad. Hal itu diperkuat saat Presiden SBY membatalkan
rencananya untuk menutup acara Sail Belitung. Bahkan ketika hari ini
Fadel ke istana, SBY pun tidak bersedia menemuinya. “Selain itu,
Presiden mendapatkan surat laporan tentang Fadel. Belum jelas soal apa,
laporan itu,” terang sumber tersebut.
Namun surat tersebut diduga terkait sengketa tanah UIN Syarief
Hidayatullah yang menyeret nama Fadel Muhammad. Atas pencopotannya
dirinya, Fadel pun sempat protes. Fadel pun heran kenapa dirinya sampai
terpental dari kabinet.
Menteri Bermasalah Dipertahankan
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Muhaimin masih tetap menjadi bagian dari Kabinet
Indonesia Bersatu II hasil reshuffle. Mereka bahkan masih tetap
menduduki posisinya masing-masing. Menurut Sekretaris Negara Sudi
Silalahi, tentu ada pertimbangan yang sudah dipikirkan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengapa tetap mempertahankan mereka.
“Pertimbangan semuanya dasarnya hukum.
Proses hukum ternyata sampai sekarang tidak ada yang menyampaikan Pak
Andi dan Muhaimin itu sebagai tersangka atau apa, tidak ada” kata Sudi
Silalahi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 18 Oktober 2011. “Mereka
masih sebatas jadi saksi dan belum ada indikasi ke arah yang lebih jauh
lagi,”
Seperti diketahui, Menteri Andi ikut terseret kasus dugaan suap
pembangunan Wisma Atlet Sea Games XXVI di Kemenpora. Beberapa kali ia
sudah mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa
menjadi saksi. Begitu pun dengan Menteri Muhaimin yang terseret dugaan
suap proyek PPIDT di Kemenakertran. Muhaimin juga telah diperiksa KPK,
meski masih berstatus sebagai saksi.
Sudi membantah jika keputusan ini berarti SBY yakin bahwa keduanya tak akan menjadi tersangka dalam kasus korupsi
di kementerian masing-masing. “Kita tidak tahu, kan itu proses hukum,
kalau nanti ada proses hukum, kita sesuaikan. Tapi sejauh ini tentu ya
(tidak ada),”kata dia. Terkait merosotnya pamor pemerintahan SBY karena
kedua menteri ini terkait korupsi yang dilansir beberapa lembaga survei,
Sudi membantahnya. Menurut dia survei tersebut tak jelas kriterianya.
“Kriterianya apa? Itu katanya-katanya, tapi kan fakta-fakta
(berbeda)” ujarnya.” Tidak elok kalau kita menunjukkan ini loh fakta
hasil yang dicapai, kenyataannya kita juga melihat banyak hal yang
positif. Mbok mari kita syukuri, banyak hal-hal yang belum dicapai kita
akui, dan itulah yang akan kita genjot selama tiga tahun,”.
Menurut pengamat politik Komaruddin Hidayat inilah bukti kabinet
bentukan SBY lewat reshuffle kali ini adalah kabinet setengah
presidensial, setengah parlementer. Presiden SBY sadar tak dapat
mengandalkan menteri dari partai politik, tapi di sisi lain dia
tersandera parpol sehingga dalam reshuffle kali ini ia tetap
mengakomodir partai pendukung koalisi. Hasilnya, kabinet ‘obesitas’ — kebanyakan orang.
“Dengan reshuffle ini, SBY ingin menunjukkan dia menanggapi kritik
masyarakat. Tapi, tetap mengakomodir orang-orang partai. Sehingga
produknya adalah kompromi,” katanya.
Dari deretan nama menteri baru yang diumumkan, menurutnya hanya Direktur Perusahaan Listrik Negara Dahlan Iskan yang merupakan sosok profesional yang siap kerja.
Mengenai nama lain, menurutnya berasal dari partai politik yang masih
dipertanyakan. “Tunggu hasilnya.” Apakah reshuffle ini hanya permainan
politik untuk persiapan tahun 2014 nanti atau memang kesungguhan SBY
untuk membenahi kinerja pemerintahan yang jelek. [Sumber]