Namanya Haji Karsiman Hady (55). Tentu nama ini asing di telinga
kita. Tapi bila nama itu dikaitkan dengan perusahaan besar kilang
Pertamina Balikpapan, tentu semua orang di Pertamina mengenalnya. Sebab
Karsiman adalah mantan sekuriti Pertamina Kalimantan yang berubah
menjadi seorang miliarder.
Lika-liku
pria asal Madiun tersebut bisa dibilang sangat panjang dan penuh
derita. Dan ia sendiri tidak pernah menyangka hidupnya berubah drastis
seperti sekarang ini. Pria yang akrab disapa Karsiman kini memiliki
rumah mewah berdiri di atas tanah seluas 2,5 hektar di jalan Soekarno
Hatta Km 12, Balikpapan. Mobil mahal berjejer seperti Toyota Fortuner
serta Honda Accord keluaran terbaru diparkir di garasinya. Koleksi
sepeda motor trail dan balap juga tidak ketinggalan.
Asetnya tidak
hanya sampai di situ. Karsiman tergolong pengoleksi lahan tanah di
wilayah Karingau dan bisa dibilang sebagai tuan tanah, karena banyaknya
lahan tanah dimiliki. Ayah dari tiga putri ini memiliki perusahaan real
estate Balikpapan Garden. Sukses dengan real estate ternyata ada bisnis
lain diliriknya.
Karsiman
menambah kerajaan bisnisnya di bidang tambang. PT Bimantara Coal Energy
Inti Perkasa didirikan setahun lalu. Hasilnya perusahaan tambangnya
sukses menggaet kerjasama dengan perusahaan Korea LG. Dan biila hitung
maka jumlah kekayaan asetnya diperkirakan mencapai Rp 100 Miliar lebih.
Karsiman
menceritakan kekayaan sebanyak itu tidak mudah diraih. Tidak seperti
membalikkan telapak tangan. Pria kelahiran 12 November 1956 ini kenyang
makan asam garam. Artinya sebelum menjadi orang kaya dirinya pernah
hidup susah. Mantan sekuriti Pertamina itu merupakan anak pertama dari
empat saudara. Kedua orang tuanya hanyalah petani di kampung halamannya.
Beranjak dewasa tepatnya tahun 1978 ia pamit kepada orang tuanya pindah
ke Balikpapan.
Selama di Kota Minyak ditampung oleh pamannya
seorang anggota TNI. Tidak lama kemudian sang paman mendapat tugas di
luar Balikpapan. Kendati demikian ia tetap memilih menyelesaikan sekolah
di Balikpapan. Lulus sekolah dirinya mulai mencari pekerjaan. Pekerjaan
pertamanya sebagai kuli bangunan. Kala itu ada salah satu perusahaan
asing sedang membangun di Balikpapan. Disana kerja kuli dilakoni untuk
menyambung hidup. Kemudian ada lowongan pekerjaan sebagai petugas
keamanan di Pertamina tahun 1984.
Karsiman mencoba untuk melamar
bekerja. Dan dia diterima sebagai Tenaga Kerja Pengawas Perusahaan
(TKPP). “Kerjanya jaga rumah bos-bos, jaga pintu-pintu di kilang, saat
itu saya hanya ingin mendapat pekerjaan untuk bisa makan saja,” katanya
di temui di rumahnya bersama PJS Asisten Manajer External Relation
Pertamina Kalimantan, Jumat (11/11).
Disela-sela bekerja sebagai
sekuriti. Ia pernah mencicipi sebagai fotografer pernikahan. Dengan
peralatan yang minim atau belum modern seperti saat ini. Pria bertubuh
tambun ini sering mendapat orderan foto pernikahan. Tetap saja kebutuhan
hidupnya masih belum mencukupi. “Saya ini pernah kontrak rumah kecil,
tidurnya diatas karpet bolong-bolong,” ungkapnya mengenang masa sulit
bersama keluarga. Kondisi ini tidak membuatnya putus asa. Karsiman
percaya suatu saat nanti segala usahanya terbayarkan. Sekaligus banyak
bersyukur atas rejeki yang diterimanya. “Prinsip hidup saya bersyukur,”
pungkasnya singkat.
Terbukti keuletannya terlihat pada tahun 1997.
Karena gaji yang didapat dari pekerjaan sebagai sekuriri hanya pas
untuk makan tapi tidak mencukupi untuk biaya sekolah ketiga putrinya.
Pelan tapi pasti bersama istrinya Mujiati membuka depot Nirmala
(sekarang Priangan) di sekitaran Batu Ampar. Kemudian mulai coba-coba
bisnis jual beli tanah. Sedikit demi sedikit keuntungan dari bisnis
tanah ditabung. Hingga suatu kali keberuntungan besar menghampirinya.
Salah satu transaksi bisnis tanahnya mendatangkan rejeki nomplok. Dari
situlah pundi-pundi kekayaannya semakin lama semakin bertambah.
Banyaknya
tanah yang dimiliki dikonsentrasikan di bidang properti. Salah satu
produk propertinya adalah perumahan Balikpapan Indah III di samping SMA
Negeri 5. Kondisi materi diatas angin tidak membuatnya lupa diri.
Karsiman tetaplah sebagai orang yang rendah hati dan ramah. Ia
mewaqafkan tanahnya untuk jalan menuju sekolah SMA Negeri 5. Sekaligus
ia aspal agar siswa sekolah setempat berkendara dengan lancar.
Berhasil
di bidang properti ia menjajal bisnis tambang. Perusahaan tambangnya
beroperasi di Samboja. Setahun berjalan, perusahaan tambangnya sudah
melakukan 28 kali pengapalan. Dan setiap bulannya sudah menghasilkan 20
metrik ton. (Sumber)