Selasa, 19 Oktober 2010

Petisi 28 Intai Kapolri Saat Aksi di Istana


 Timor Pradopo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Petisi 28 Adhi Massardi mengungkapkan, gerak-gerik Kapolri Timur Pradopo akan dipantau dengan kamera tersembunyi saat memantau aksi massa di depan Istana Negara, Rabu (20/10/2010) nanti.

Adi menjelaskan, hal ini akan dilakukan oleh beberapa peserta aksi massa agar peristiwa berdarah, tragedi Trisakti dan Semanggi tahun 1998 lalu kembali terulang. Dijelaskan, saat peristiwa berdarah tahun 98 lalu, Timur Pradopo menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat.

"Dipilihnya Timur Pradopo sebagai kapolri alasan utamanya adalah karena Timur Pradopo track recordnya, bertindak refresif, tanpa pandang bulu. Pada tahun 1998 lalu bertindak represif kepada para mahasiswa pada saat tragedi Trisakti dan Semanggi. Kami ingatkan kepada Timur Pradopo, sekali ini melakukan tindakan represif, akan banyak mata kamera, maupun yang secara diam-diam memantau gerak-geriknya," kata Massardi.

Kamera yang disiapkan Petisi 28, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi untuk memantau gerak-gerik Kapolri Timur Pradopo dalam aksi nanti.

Dikatakan, saat ini beberapa kamera sudah dipersiapkan yang diberikan kepada mereka yang profesional maupun yang amatiran, secara diam-diam merekam gerak-gerik Kapolri.

"Kali ini, saya jamin tidak akan lolos. Dua pembantaian mahasiswa di Semanggi dan Trisakti bisa lolos, kali ini tak akan bisa," Massardi menandaskan.

Terkait aksi ribuan massa yang dipusatkan di depan Istana Negara, Massardi menegaskan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan rakyatnya terhadap kepemimpinan Presiden SBY yang dianggap gagal.

Kalau tidak gagal, katanya diplomatis, pemerintahan ini tidak akan dituntut mundur. Berhembusnya wacana penggulingan terhadap Presiden SBY, imbuhnya justru pertama kali disampaikan dari Istana.

Isu penggulingan sebenarnya bukti, pemerintahan yang tidak mengakar di mata rakyat. Setiap ada gerakan sedikit saja, dianggap makar, dianggap mau menggulingkan. Pemerintahan ini memang sudah rapuh," ujarnya.

"Jangankan oleh kami yang banyak segini, ada isu pengadilan mau menangkap Yudhoyono di Belanda, ketakutan. Tidak jadi berangkat. Massa kami yang cukup besar di banding massa RMS di Belanda, memang cukup menggetarkan pemerintah," tandas Adhi Massardi.

Sumber:  http://www.tribunnews.com/2010/10/19/petisi-28-intai-kapolri-saat-aksi-di-istana

Photobucket
Free Counter
Photobucket